Kamis, 07 Oktober 2010

Tunggu Rule of The Game

Tunggu Rule of The Game

Soal Rencana Penjualan Saham PT Arema Indonesia
MALANG -Rencana Yayasan Arema untuk melepas saham PT Arema Indonesia ke publik ternyata masih belum bisa ditanggapi serius. Khususnya oleh Aremania yang masuk dalam bidikan Arema, lantaran ada yang menganggap itu masih sebatas wacana.
Belum jelasnya konsep saham yang bakal dijual oleh pengurus Arema itu, membuat Aremania belum begitu antusias untuk meresponnya. Apalagi sampai saat ini, dari manajemen Arema belum ada tawaran resmi untuk menjualnya sahamnya.
Meski Pembina Yayasan Arema, Andi Darusalam Tabusala sebenarnya telah menegaskan niatnya untuk segera menjual saham Arema. Menurutnya Andi, penjualan saham sebagai salah satu solusi untuk mengatasi krisis finansial yang dihadapi Arema.
‘’Saya positif saja menanggapi rencana Arema untuk menjual saham. Tapi untuk bisa menjualnya ke Aremania itu tidak mudah, apalagi Aremania itu bermacam-macam, dan rencana ini harus jelas, atau hanya jadi wacana,’’ ungkap Hasmi.
‘’Harus ada kejelasan, untung ruginya bagaimana, lalu saham tersebut mau dijual berapa per lembarnya, dan siapa yang bertanggung jawab. Semua harus jelas teknisnya, karena kalau tidak jelas, bisa jadi hanya angin lalu,’’ sambung Aremania korwil Kayutangan ini.
Terlepas pertanyaan-pertanyaan tersebut, Hasmi meyakinan masyarakat Malang sangat ingin membantu Arema agar bisa lebih baik lagi. Namun untuk urusan saham, menurutnya tidak banyak orang yang mengerti seluk-beluknya.
‘’Yang pasti saham itu berbeda dengan memberi urunan atau sumbangan pada Arema, dan ini harus diperjelas semuanya. Tapi sebelum wacana saham ini digulirkan, harusnya manajemen Arema diperjelas lebih dulu,’’ jelasnya.
‘’Selama ini, kita melihat struktur manajemen Arema itu tidak jelas. Seperti urusan gaji pemain itu, siapa yang tanggung jawab. Jadi, kalau manajemennya tidak jelas, wacana saham sepertinya sulit diterima, dan itu bisa jadi omong kosong,’’ lanjut Hasmi.
Pria yang biasa mengenakan topi ini mengaku wacana saham sebenarnya sudah digulirkan sejak dulu, tepatnya sejak Arema dikelola Bentoel. Namun kenyataannya, hingga saat ini keinginan menjual saham itu, hanya rencana setengah hati.
‘’Menurut saya, yang penting jelas semuanya. Apalagi Aremania itu tidak mengerti soal saham, yang dimengerti Aremania itu soal membeli tiket untuk mendukung Arema. Tapi saya yakin, kalau sama-sama menguntungkan, Aremania pasti mau beli saham demi kelancaran Arema,’’ tegas Hasmi.
Senada, Ade ’d’Kross’ Herawanto juga mengaku masih akan melihat program penjualan saham yang akan dilakukan Arema. Menurutnya, sebelum membeli saham Arema, perlu ada kejelasan dari rule of the game atau aturan main dari penjualan saham ini.
‘’Bagus ada rencana Arema untuk menjual saham, itu sebagai partisipasi aktif yang riil dari Aremania, sekaligus sebagai pemberdayaan suporter oleh pengurus. Kerjasama kedua belah pihak ini harus saling menguntungkan,’’ terang Ade, kemarin sore.
Menurut pimpinan grup band d’Kross yang juga Aremania ini, rencana Arema untuk menjual saham sudah harus jelas mekanismenya agar bisa menjadi program yang bisa segera terlaksana. Termasuk hak dan kewajiban dari pihak penjual maupun pembeli juga harus jelas, atau rencana tersebut hanya sebagai wacana belaka.
‘’Kita sebagai Aremania tentu akan mendukung untuk kebaikan semua. Kita akan lihat mekanismenya, termasuk hak dan kewajiban dari masing-masing pihak, supaya tidak disalahgunakan dan tidak sampai ada yang dikecewakan. Jadi harus jelas rule of the game dari rencana penjualan saham Arema ini,’’ yakin Ade.
Sementara itu, ADT yang dikonfirmasi ulang perihal konsep Arema untuk menjual saham, mengaku masih disibukkan dengan urusan penting lainnya. ‘’Tunggu dululah, kita lagi bereskan yang penting-penting,’’ terang pria yang juga Ketua PT Liga Indonesia ini. (bua/avi)


Tak Ada Rencana Tiket Naik


MALANG - Seiring dengan persoalan keuangan yang dialami Arema sejak musim lalu, manajemen tim berjuluk Singo Edan ini menaikkan harga tiket secara bertahap. Awalnya tiket ekonomi Rp 15 ribu, akhirnya naik hingga Rp 25 ribu.
Bagi Aremania, itu tidak menjadi masalah. Pertimbangannya, bisa mendukung keuangan tim Arema yang tak lagi dikelola Bentoel. Lalu untuk musim kompetisi 2010 - 2011 ini, sempat muncul wacana untuk kembali menaikkan harga tiket laga home Arema.
Khususnya dengan kondisi keuangan tim Arema yang tak lagi mendapat dukungan dana dari Bentoel seperti musim lalu Rp 7,5 miliar, kenaikan tiket dianggap bisa menjadi salah satu solusi untuk menambah pemasukan Arema.
Bukan sekedar wacana, kabarnya ide kenaikan tiket itu datang dari salah satu Aremania yang memberi masukan pada manajemen Arema. Pada dasarnya, kenaikan tiket ini diusulkan untuk membantu keuangan Arema yang kembang-kempis.
Apalagi selama ini, pemasukan dari hasil penjualan tiket, menyumbang sekitar 35 persen keuangan Arema. Sementara dari panpel Arema sendiri menyerahkan sepenuhnya kebijakan menaikkan harga tiket, baik ekonomi, VIP dan VVIP kepada manajemen.
‘’Saya ini tahu bagaimana proses Aremania itu terbentuk dari awal, meski saya sendiri tidak terlibat. Dalam suatu waktu Arema dalam kesulitan, dikumpulkannya korwil-korwil Aremania itu untuk ikut membicarakan kesulitan itu, cara-cara seperti bisa saja dilakukan,’’ ungkap Pembina Yayasan Arema, Andi Darussalam Tabusala.
‘’Tapi kalau bisa melakukan pengetatan dalam hal pengeluaran Arema, atau kita dapat potongan pajak tontonan, kita tidak perlu untuk memikirkan kenaikan harga tiket,’’ lanjutnya saat disinggung perihal kemungkinan harga tiket laga home Arema dinaikkan.
Secara umum, rencana kenaikan harga tiket laga home Arema tampaknya tidak masuk dalam agenda manajemen Arema. Pasalnya, menurut ADT, manajemen Arema mengupayakan cara lain untuk mendapatkan pemasukan lebih besar, meski Aremania mungkin rela harga tiket dinaikkan.
‘’Saya belum tahu (Aremania mau harga tiket dinaikkan, Red.), tapi tentunya dengan kenaikkan tiket, tuntutan lebih berpretasi akan lebih tinggi. Biarlah proses ini berjalan dulu, sesuai dengan apa yang dicapai Arema. Kalau dengan jumlah penonton yang selalu datang, taruhlah dapat Rp 1,1 miliar, menurut saya untuk saat ini masih lebih baik,’’ yakin ADT.
Lebih lanjut, menurut pria yang juga Ketua PT Liga Indonesia ini, harga tiket ekonomi Arema sebesar Rp 25 ribu itu sudah terbilang tinggi, dibandingkan klub-klub yang lain. Sehingga manajemen belum memikirkan untuk kembali menaikkan harga tiket yang berpotensi membebani Aremania.
‘’Justru usulan yang masuk kesaya adalah untuk membuat tiket terusan, untuk per dua pertandingan Arema. Ini yang kita pertimbangkan, termasuk juga menyelesaikan masalah distribusi tiket, khususnya yang bereda di calo,’’ terang ADT perihal pembenahan yang akan dilakukan manajemen Arema untuk tiketing. (bua/avi)

0 komentar:

Posting Komentar