Minggu, 30 Januari 2011

Inilah Isi Surat Kaleng Eli Cohen, Tentang Oknum PSSI Menjual Kekalahan Indonesia


Inilah surat elektronik yang dikirimkan Eli Cohen tersebut. Namun, demi alasan etika, inisial para pejabat sengaja kami hilangkan:

From: eli cohen
Date: Sun, 30 Jan 2011 14:36:16 +0700
To: ; ;

Subject: Mohon Penyelidikan Skandal Suap saat Piala AFF di Malaysia

Kepada Yth.
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Republik Indonesia

Di Jakarta


Dengan Hormat,

Perkenalkan nama saya Eli Cohen, pegawai pajak dilingkungan kementrian Keuangan Republik Indonesia. Semoga Bapak Presiden dalam keadaan sehat selalu.

Minggu ini saya membaca majalah tempo, yang mengangkat tema khusus soal PSSI. Saya ingin menyampaikan informasi terkait dengan apa yang saya dengar dari salah satu wajib pajak yang saya periksa dan kebetulan adalah pengurus PSSI (maaf saya tidak bisa menyebutkan namanya) .

Dari testimoni yang disampaikan ternyata sangat mengejutkan yaitu adanya dugaan skandal suap yang terjadi dalam Final Piala AFF yang dilangsungkan di Malaysia.

Disampaikan bahwa kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia saat itu adalah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Hal ini terjadi karena adanya permainan atau skandal suap yang dilakukan oleh Bandar Judi di Malaysia dengan petinggi penting di PSSI yaitu XX dan XXX. (ia menulis inisial dua nama, red).

Dari kekalahan tim Indonesia ini baik Bandar judi maupun 2 orang oknum PSSI ini meraup untung puluhan miliar rupiah.

Informasi dari kawan saya, saat dikamar ganti dua orang oknum PSSI ini masuk ke ruang ganti pemain (menurut aturan resmi seharusnya hal ini dilarang) untuk memberikan instruksi kepada oknum pemain. Insiden “laser” dinilai sebagai salah satu desain dan pemicunya untuk mematahkan semangat bertanding.

Keuntungan yang diperoleh oleh dua oknum ini dari Bandar judi ini digunakan untuk kepentingan kongres PSSI yang dilangsungkan pada tahun ini. Uang tersebut untuk menyuap peserta kongres agar memilih XX kembali sebagai Ketua Umum PSSI pada periode berikutnya.

Saya bukan penggemar sepak bola, namun sebagai seorang nasionalis dan cinta tanah air saya sangat marah atas informasi ini. Nasionalisme kita seakan sudah dijual kepada bandar judi untuk kepentingan pribadi oleh oknum PSSI yang tidak bertanggung jawab.

Oleh karenanya saya meminta Bapak Presiden untuk melakukan penyelidikan atas skandal suap yang sangat memalukan ini.

Semoga Tuhan memberkati Negara ini.


Hormat Kami,
Eli Cohen
Pegawai Pajak


Tembusan
1. Menteri Olah Raga
2. Ketua KPK
3. Ketua DPR
4. Ketua KONI


silakan berkomentar di fb koment...apabila tulisanya tidak jelas langsung di block tulisanya atau ctrl + a Terimakasih
Read more..

Jadwal Pertandingan Arema Liga Champion Asia /LCA 2011





Match Day 1

Rabu, 02/03/2011, Cerezo Osaka (Jpn) Vs AREMA

Osaka Nagai Stadium, Osaka

Match Day 2

Rabu, 16/03/2011, AREMA VS Joenbuk Motor (Kor)

Kanjuruhan Stadium, Malang

Match Day 3

Selasa, 05/04/2011, AREMA VS Shandong Luneng (Chn)

Kanjuruhan Stadium, Malang


Match Day4

Rabu, 20/04/2011, Shandong Luneng (Chn) Vs AREMA

Shandong Sports Centre Stadium, Jinan

Match Day 5

Selasa, 03/05/2011, AREMA VS Cerezo Osaka (Jpn)

Kanjuruhan Stadium, Malang

Match Day 6

Selasa, 10/05/2011, Joenbuk Motor (Kor) Vs AREMA

Jeonju World Cup Stadium, Jeonju




silakan berkomentar di fb koment...apabila tulisanya tidak jelas langsung di block tulisanya atau ctrl + a Terimakasih
Read more..

SURAT TERBUKA UNTUK AREMANIA

SURAT TERBUKA UNTUK AREMANIA
oleh Abdi Purmono pada 30 Januari 2011 jam 1:56

Salam satu jiwa!



Kawan-kawan Aremania sak ndunyo, tolong dibaca dengan baik-baik, teliti, dan penuh kesabaran agar duduk perkara yang sebenarnya dapat dipahami dengan berimbang dan adil. Prinsip saya: kita sama-sama belajar dari masalah ini dengan bijak dan penuh kerendahan hati.



Di Facebook saya menulis identitas saya sebagai orang yang “Masih belajar membaca, menulis, dan memotret. There’s no angel in the world.” Saya senang belajar dari siapa pun. Sekitar 30-an tahun lalu, saya tahu dasar-dasar catur dari anak SD kelas 3. Anak SD ini cucu guru mengaji saya, juga adik kelas di madrasah ibtidaiyah di Kota Medan. Maaf, jadi sedikit bernostalgia...



Saya sangat bisa berempati (bukan sekadar bersimpati) terhadap posisi dan perasaan nawak-nawak Aremania setelah muncul laporan investigasi majalah TEMPO edisi 24-30 Januari 2011 soal suap di jagat persepakbolaan kita, dengan sampul berjudul "KORUPSSI, Priiit...! Banyak sandiwara di lapangan bola."



Tiga kali saya membaca laporan itu agar saya tak salah atau asal-asalan memahaminya. Setelah membacanya, saya merasa agak malu dan makin memahami mengapa kemudian Aremania protes, mulai protes halus sampai kasar (ada yang pakai mengancam segala), mulai dari yang pakai otak sampai yang asal celometan.



Lima poin sanggahan yang ditulis oleh Mas Teguh R. Handoyo dan disampaikan ke Pemimpin Redaksi Majalah TEMPO pada Selasa, 25 Januari 2011, sudah proporsional. Satu poin lagi (tepatnya di poin keenam) ditulis begini: Kontributor majalah Tempo di Malang (Abdi Purnomo) sepertinya perlu dipertanyakan kredibilitasnya karena banyaknya informasi yang tidak akurat dan menggiring opini negatif para pembaca.



Sedangkan isi poin ketujuh: Bapak Pemimpin Redaksi yang terhormat, Arema tidaklah suci dan sempurna. Namun kami juga tidak seburuk dan sekotor yang digambarkan dalam tulisan Anda.



Mas Teguh sudah memberikan contoh sangat baik dan berharga tentang bagaimana seharusnya persoalan pemberitaan diselesaikan dengan cara yang beradab dan elegan, yakni dengan menggunakan hak jawab dan hak koreksi.



Kedua hak itu diatur dan dilindungi dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Tepatnya di Pasal 1 (ayat 11, 12, dan 13), Pasal 5 (ayat 2 dan 3), yang mewajibkan pers melayani hak jawab dan hak koreksi. Kalau kedua hak ini tidak dilayani, maka perusahaan pers dikenakan pidana denda sebesar Rp 500 juta.



Kewajiban wartawan untuk melayani hak jawab dan hak koreksi itu juga disebutkan dalam Pasal 11 Kode Etik Jurnalistik: wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.



Insya Allah, majalah TEMPO akan memuat utuh surat Mas Teguh pada edisi terbaru yang terbit tiap Senin (31 Januari 2011). “Kewajiban Koreksi adalah keharusan melakukan koreksi atau ralat terhadap suatu informasi, data, fakta, opini, atau gambar yang tidak benar yang telah diberitakan oleh pers yang bersangkutan,” demikian bunyi ayat 13 Pasal 1 UU Pers.



Apa yang dilakukan Mas Teguh semoga ditiru Aremania dan komunitas suporter lainnya jika menghadapi masalah serupa dengan media massa mana pun. Arema dan Aremania sudah menjadi salah satu ikon dan aset paling berharga bagi dunia persepakbolaan kita.



Nawak-nawak Aremania, saya bukan penulis laporan itu. Dalam susunan redaksi Tim Investigasi Suap Sepak Bola, saya bersama 12 rekan koresponden lain (Palangkaraya, Surabaya, Denpasar, Wamena, Samarinda, Bandung, Kediri, Yogyakarta, Solo, Bojonegoro, Makassar, dan Jakarta) hanya tercatat sebagai penyumbang bahan. Ini jelas tertulis di edisi cetak majalah TEMPO, bukan versi online-nya. Saya ini laksana prajurit dalam satu regu patroli militer.



Di atas para penyumbang bahan ada penanggung jawab, kepala proyek, penyunting, dan penulis. Beginilah urutan personel dalam tim dari atas ke bawah. Tim inilah yang mengolah seluruh bahan (biasa diistilahkan sebagai bahan belanjaan) dengan menempuh banyak tahap atau prosedur. Coba bayangkan, untuk satu berita biasa di koran, misalnya, bisa melewati enam tahapan proses, apalagi untuk laporan panjang.



Pembaca tinggal membaca tanpa dikenai kewajiban untuk ikut repot dan peduli memikirkan bagaimana susahnya menggarap sebuah berita. Sebaliknya, kalau ada berita yang keliru, pembaca justru berhak mengoreksi atau membantahnya. Cara terbaiknya ya seperti yang dicontohkan Mas Teguh.



Meski hanya seorang penyumbang bahan, saya sudah bekerja menurut prosedur dan standar jurnalistik. Dalam waktu dua minggu saya menghubungi 9 narasumber. Semua narasumber bukan narasumber eceran atau ecek-ecek. Mereka saya nilai memiliki kredibilitas sesuai dengan kapasitasnya masing-masing baik sebagai pelaku maupun saksi.



Tidak semua narasumber mau diungkap identitasnya dan saya wajib melindungi identitas dan keberadaannya sebagaimana diwajibkan dalam Pasal 7 Kode Etik Jurnalistik. Dan tak semua keterangan dikutip karena belum tentu relevan dengan tujuan laporan dibuat.



Saya sama sekali tidak menyetor bahan laporan tentang pertandingan-pertandingan Arema berikut skor akhir pertandingannya, makanya saya kaget juga Arema disebut mengalahkan Persija Jakarta dengan skor 2-1. Padahal Arema menang telak 5-1.



Dari 5 poin sanggahan yang dibuat Mas Teguh, hanya soal peran Nirwan Dermawan Bakrie yang nyambung dengan bahan laporan yang saya kirim ke redaksi. Kisah peran Nirwan sudah lama saya ketahui langsung dari Mas Lucky alias Sam Ikul, pendiri Arema.



Saya hafal garis besar cerita pengelolaan Arema dari masa awal berdiri sampai dibantu Nirwan hingga kisah Arema sekarang. Saya menulis Nirwan membantu Arema Rp 61 juta. Bantuan diberikan setelah Arema 86 terpaksa dibubarkan pada pertengahan Juni 1987 karena kehabisan duit. Kemudian Arema 86 dihidupkan dengan nama baru: Arema.



Setelah uang diterima, Sam Ikul menguatkan status PS Arema dengan membentuk Yayasan Arema dengan akta notaris Pramu Handoyo No. 58 tanggal 11 Agustus 1987. Tanggal inilah yang sampai sekarang diperingati sebagai hari ulang tahun Arema



Sam Ikul dapat memenuhi janjinya mampu mendatangkan penonton dalam jumlah besar untuk ukuran klub baru seperti Arema. Waktu itu Persema Malang masih memiliki jumlah penonton terbanyak. Karena kinerja Arema sudah bagus di tahun pertama, Nirwan kemudian menjadi donatur alias tidak menjadi penyandang dana sepenuhnya.



Nirwan sempat pula meminjamkan gratis Bambang Nurdiansah alias Banur (kini jadi pelatih Jakarta 1928, klub peserta Liga Primer Indonesia/LPI) kepada Arema di putaran kedua kompetisi Galatama 1988-1989. Waktu itu Banur dikenal sebagai raja gol.



Nirwan dan Sam Ikul (dengan PT Putra Arema) juga berkongsi merenovasi Stadion Gajayana di masa Wali Kota Soesamto (1988-1998). Nirwan membantu hingga Arema menjadi juara Galatama XII (1992-1993).



Setelah itu manajer Arema berganti-ganti, mulai Haji Mislan, Vigit Waluyo (anak Haji Mislan), Iwan Budianto, Gandi Yogatama, sampai kemudian diambilalih PT Bentoel Prima pada Rabu, 29 Januari 2003, di Hotel Regent’s Park. Skenario pengambilalihan Arema dibahas dan diputuskan di rumah Bapak Iwan Kurniawan, bos PT Anugerah Citra Abadi di Jalan Karya Timur 52 (call sign KT-52).



Selama dipegang Bentoel, Arema tak lagi dipusingkan masalah keuangan. Bentoel mengumumkan pelepasan Arema pada Senin, 3 Agustus 2009, di Hotel Santika. (Saya bersyukur bisa ikut menghadiri kedua momen bersejarah Arema itu.)



Arema kembali sempoyongan setelah dilepas Bentoel. Masalah klasik muncul lagi: gaji pemain dan karyawan telat dibayar. Akibatnya, pemain sempat mogok latihan. Robert Alberts sempat mengancam mengundurkan diri.



Dalam kondisi genting, Nirwan kembali membantu Arema. Pada Kamis, 14 Oktober 2010, Ketua Yayasan Arema Muhammad Noer memperkenalkan sponsornya di Ijen Nirwana, perumahan elit milik Grup Bakrie. Noer mengumumkan Arema mengantongi uang sponsor sekitar Rp 11 miliar, sekitar Rp 4,5 miliar dari Ijen Nirwana.



Selebihnya berasal dari Bank Saudara Rp 5 miliar, PT Mitra Pinasthika Mustika (distributor tunggal sepeda motor Honda untuk wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur) Rp 800 juta ditambah 17 unit sepeda motor senilai sekitar Rp 221 juta.



Belum sebulan, pada 1 November manajemen justru mengumumkan defisit alias tekor Rp 7.136.000.000 (foto saya lampirkan). Pembayaran gaji pemain untuk tiga bulan (Agustus, November, Desember 2010) pun tertunda-tunda, sampai akhirnya kapten Pierre Njanka menyatakan hengkang pada Senin, 10 Januari 2011.

Dua hari kemudian, tepat sebelum Arema bertanding melawan tuan rumah PSPS Pekanbaru, manajemen membayarkan gaji untuk bulan November dan Desember. Dari mana duitnya? Gelap. Beberapa narasumber menyebutkan duit berasal dari pinjaman Pak Iwan dan bukan sekali ini duit Pak Iwan dipinjam Arema. Sudah jamak diketahui Pak Iwan seorang dermawan.



Saya pun bertanya pada Pak Iwan dan jawabannya berupa SMS yang saya terima pada Kamis, 20 Januari 2011, pukul 18.46 WIB.



“Kalau soal Arema janganlah, Mas, karena tujuan saya bantu Arema tanpa pamrih karena setelah mendadak tidak ada sponsor dari Bentoel, Arema agak kedodoran. Jadi saya punya tanggung jawab moral saja. Lagi pula Arema merupakan komunitas yang bagus untuk persepakbolaan di Malang dan Indonesia. Gitu aja ya, Mas. Besok kita sambung lagi karena aku lagi nemenin tamu. Salam satu jiwa.”



Selama mencari dan mengumpulkan bahan laporan itu pula saya jadi tahu siapa sebenarnya pemegang saham Arema. Narasumber saya menyebutkan, setelah dilepas Bentoel, komposisi kepemilikan saham dipegang Yayasan Arema dan Sam Ikul, dengan jumlah saham 14 lembar.



Sebanyak 13 lembar saham dimiliki Yayasan Arema, dengan pengurus Muhammad Noer, Moedjiono Moedjito, dan Rendra Kresna. Sisa satu lembar saham (0,07 persen) diberikan kepada Sam Ikul sebagai penghormatan kepada sang pendiri Arema.



Nilai tiap saham Rp 1 juta. Jadi, sejak dilepas Bentoel, Arema punya saham hanya sebesar Rp 14 juta. Dan masih banyak kisah menarik dan “seram” lainnya, seperti kisah manajemen yang amburadul disertai konflik di dalamnya.



Bahan laporan yang saya kirim kemudian “dijahit” oleh redaksi, digabung dengan bahan laporan dari teman-teman saya yang lain. Kisah tentang Arema dalam laporan itu mirip kompilasi dari berita-berita yang sudah ada sebelumnya, termasuk dari berita saya untuk Tempo Interaktif dan Koran Tempo. Sebagian besar informasi dalam laporan sudah diketahui publik pencinta sepakbola.



Menurut saya, secara keseluruhan, laporan investigasi itu sudah berimbang karena ada tanggapan dari pihak-pihak yang disebut. Substansi isunya sudah menggambarkan masalah sangat besar dalam persepakbolaan kita. Kalau ada narasumber tak mau diungkap identitasnya, itu menjadi hak narasumber yang wajib dilindungi wartawan.



Saya tidak menggarap bahan laporan berdasarkan ada “pesan sponsor” dari pihak-pihak tertentu seperti dituduhkan beberapa Aremania kepada saya. Saya juga menolak jika disebut TEMPO telah beropini dan sengaja menyudutkan Arema. Tapi untuk hal ini biar redaksi saja yang menjelaskan.


Yang jelas lagi terbaca oleh saya adalah laporan investigasi itu sama sekali tidak fokus ke konflik antara PSSI dengan konsorsium Liga Primer Indonesia.



Bagi saya, LSI dan LPI hanyalah alat untuk memajukan persepakbolaan Indonesia. Tinggal tergantung siapa operator atau pelaksananya; baik atau buruk, becus atau goblok, profesional atau tidak profesional. Silakan publik pencinta sepakbola yang menilai siapa nantinya jadi operator terbaik.



Sikap dasar saya soal LSI dan LPI itu sudah saya tegaskan kepada orang-orang LPI dan petinggi PT Liga Indonesia, juga kepada teman-teman wartawan yang mungkin sengaja menggoda atau memang ingin mengejek saya sebagai wartawan pro-LPI.



Adalah fakta Koran Tempo menjadi sponsor LPI. Ini hubungannya dengan kegiatan marketing. Redaksi tak ikut campur. Walau Koran Tempo jadi sponsor LPI, saya tak pernah dipaksa meliput kegiatan LPI. Begitu pula dengan LSI. Bagi saya, kehadiran LPI mendatangkan peluang untuk membuat berita lebih banyak.



“Cukup sekali kutegaskan. Aku bukan wartawan LPI atau wartawan LSI. Aku wartawan TEMPO. Uang LPI dibelah tujuh pun tak pernah kuterima,” begitu saya menegaskan kepada beberapa teman wartawan.



Penegasan itu pertama kali saya sampaikan di ruang kerja Panitia Pelaksana Pertandingan Arema pada Senin, 16 November 2010, atau empat hari setelah laga amal antara Persema melawan Indo Holland digelar di Stadion Gajayana.



Saya bekerja untuk TEMPO selama hampir 10 tahun. Sedikit-banyak saya tahu bagaimana TEMPO menjaga independensinya. Saya kira, tak hanya di TEMPO, semua media memang harus menjaga otonomi redaksinya, termasuk harus terbebas dari intervensi pihak marketing.



Aremania silakan tak percaya atau ragu-ragu. Aremania berhak memberi nilai positif dan negatif. TEMPO bukanlah media yang 100 persen murni steril dari kelemahan dan kesalahan. TEMPO tidak terlalu suci untuk diagungkan meski masih memiliki reputasi yang bagus hingga sekarang—minimal bagi para penggemarnya.



Saya kagum pada TEMPO, tapi saya menolak menjadi pengagum yang buta karena terlalu fanatik sehingga sulit menerima atau malah tak mau menerima kelemahan TEMPO. Seingat saya, pendiri TEMPO mengajarkan, kebenaran bisa datang dari siapa pun dan dari tempat-tempat yang paling tidak kamu sukai.



Asal nawak-nawak sekalian ketahui juga, gara-gara polemik tentang LSI dan LPI, hubungan antara beberapa teman wartawan di Malang menjadi kurang harmonis dan terkesan berkubu-kubu: pro LSI dan pro LPI. Hubungan tak harmonis ini berdampak cukup buruk pada saya dan banyak teman wartawan yang ingin tetap bekerja profesional dan menjaga independensinya. Saya menyebutnya sebagai wartawan “poros tengah”.



Oleh karena itu, wartawan poros tengah berencana mengadakan sebuah diskusi tentang independensi media dalam liputan sepakbola pada Februari mendatang. Jadwal pastinya sedang dibahas. Doakan ya semoga rencana kami lancar.



Saya cukup hafal sejarah Arema dan Aremania dari awal berdiri sampai sekarang. Hafalan ini tidak hanya saya dapat dari bacaan, tapi juga cerita dan kesaksian para pelaku, terutama pendiri Arema, serta kehadiran saya di stadion dan di luar stadion untuk merekam jejak-jejak Arema dengan segala romantikanya. Sebagian romantika itu saya rekam dalam foto seperti saya muat di album foto di Facebook yang saya beri judul “Salam Satu Jiwa!”



Masa kerja saya masih pendek. Sebelum bekerja untuk TEMPO, saya bekerja untuk majalah PANJI Masyarakat dengan tugas pertama di Aceh dan Medan (1999-2000), lalu Jakarta. Karir saya di TEMPO dimulai dari Jember, lalu ke Malang hingga sekarang. Aktivitas lain adalah menjadi Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang dan mengajar di Universitas Muhammadiyah Malang.



Saya sekolah memang untuk jadi wartawan. Saya sangat paham prinsip dan standar jurnalistik yang tak boleh dilanggar seorang wartawan.



Saya tidak memaksa, tapi kalau mau adil menilai, silakan lihat arsip-arsip berita saya tentang Arema di www.tempointeraktif.com dengan nama asli saya ABDI PURMONO atau ABDI PURNOMO (nama kedua ini keliru) di mesin fasilitas pencarian berita di pojok kanan atas.



Apabila saya dianggap bersalah karena membuat berita bohong sehingga menimbulkan fitnah atau sengaja merugikan Arema dan Aremania, apalagi saya dituduh membenci Arema, tentu saya takkan menerima semua ajakan pertemanan dari banyak Aremania di Facebook.



Hasilnya, saya menerima banyak kritik, protes, cacian, dan ancaman. Namun semua terima dengan lapang dada dan semampu mungkin saya menjelaskan masalahnya kepada Aremania yang bertanya. Menyampaikan surat terbuka ini merupakan bentuk tanggung jawab moral saya kepada Aremania.



Dan, alhamdulillah, banyak Aremania yang kini menjadi teman setelah mendapat penjelasan dari saya. Beberapa Aremania memang sudah mengenal saya secara pribadi jadi lebih mudah memahami sikap dan posisi saya sekarang ini. Saya percaya, banyak teman mendatangkan banyak kebaikan.



Jika masih banyak Aremania keberatan, silakan protes ke redaksi dan lapor ke Dewan Pers. Minta Dewan Pers sebagai mediator. Bila perlu Aremania silakan berunjuk rasa di kantor majalah TEMPO jika TEMPO tak melayani pemuatan surat dari Mas Teguh.



Saya juga mencintai Arema tapi kita bisa berbeda cara dan gaya dalam mengekspresikannya; kita boleh tidak saling suka, tapi jangan sampai saling membenci sehingga kita harus bersikap egoistis dan bersikap pokoke dengan menolak kebenaran dari orang yang tidak kita suka atau kita benci.



Saya sangat menghargai dan menaruh hormat terhadap Aremania yang memberikan tanggapan. Apabila ada hal-hal yang belum memuaskan dan tidak mengenakkan hati dalam surat terbuka ini, dengan meminta maaf lahir dan batin setulus-tulusnya.



Matur sembah nuwun untuk kesediaan Aremania membaca dan memahaminya.



Malang, Minggu, 30 Januari 2011 (pukul 01.15 WIB)





SALAM SATU JIWA: AREMA!





Abdi Purmono/Abel


silakan berkomentar di fb koment...apabila tulisanya tidak jelas langsung di block tulisanya atau ctrl + a Terimakasih
Read more..

Sabtu, 29 Januari 2011

Saifuddin Siap Gabung

MALANG-Rencana Arema untuk menambah satu kiper baru hampir pasti menjadi milik Saifuddin. Pasalnya, mantan kiper Persibo dan Persebaya ini menjadi satu-satunya pemain yang siap datang untuk memenuhi panggilan tim pelatih Arema, Senin (31/1) besok.
Meski pelatih Arema, Miroslav Janu sebenarnya berencana untuk memanggil dua kiper untuk seleksi. Namun satu nama kiper yang ikut dipanggil itu masih belum jelas, dan belum ada konfirmasi untuk rencana kedatangannya ke Malang.
“Senin sore, Saifuddin sudah mulai latihan di Arema, dan headcoach akan melihat kemampuannya,” ungkap pelatih kiper Arema, Dwi Sasmianto perihal rencananya untuk mendatangkan Saifuddin ke Malang.
Sementara Saifuddin saat dikonfirmasi Malang Post menyampaikan kesiapannya untuk gabung Arema. Apalagi saat ini statusnya kini free transfer atau bebas gabung dengan klub manapun setelah keluar dari Persibo yang ikut Liga Primer Indonesia.
“Ya, status saya sekarang sudah bebas, karena Persibo tidak lagi ikut kompetisi yang digelar PSSI. Apalagi saya di Persibo sudah tiga bulan ini tidak gajian,” ungkap Saifuddin perihal statusnya sebelum gabung Arema.
“Terus terang saya sangat berminat untuk gabung Arema, selain saya dekat dengan keluarga, Arema adalah tim yang besar. Jadi saya sudah siap untuk bergabung dengan Arema,” sambung kiper yang pernah memperkuat Deltras dan Persebaya ini.
Lebih lanjut, kiper asal Jombang ini mengaku kedatangannya ke Malang karena telah dihubungi tim pelatih Arema. Saifuddin mengaku belum mengetahui statusnya di Arema, sebegai pemain seleksi atau sudah direkomendasi.
“Yang penting Senin besok saya datang dulu. Rencananya siang saya sudah di Malang dan sorenya bisa gabung latihan Arema,” terang Saifuddin mengaku tetap menjaga kondisinya dengan berlatih di kampungnya.
Selain Arema, Saifuddin mengaku ada satu klub Liga Super lainnya yang juga meminatinya. Namun dengan alasan dekat dengan keluarga, kiper yang sudah berpengalaman ini memutuskan untuk berlabuh di Arema.
Sedangkan terkait dengan kondisi keuangan Arema yang kembang-kempis, bahkan gaji pemain sempat terlambat, Saifuddin mengaku tak mempersoalkan itu. Menurutnya, kondisi itu tak hanya dialami Arema, namun juga tim yang lain.
“Soal financial, saya rasa sama saja dengan klub yang lain, ada pemain yang dua atau empat bulan belum digaji. Tidak hanya di Arema, saya memaklumi itu, tapi yang penting gaji tersebut pasti akan dibayar,” yakin Saifuddin. (bua/jon)

silakan berkomentar di fb koment...apabila tulisanya tidak jelas langsung di block tulisanya ata ctrl + a Terimakasih
Read more..

British Council Siapkan Diklat Pelatih dan Wasit

MALANG-Sebagai tindak lanjut rencana kerjasam antara manajemen Arema dengan British Council, organisasi internasional dari Inggris yang bergerak dalam bidang kebudayaan dan pendidikan mengirimkan rilis perihal program kerja mereka, kemarin siang. British Council yang sejak 2007 lalu sudah menjalin kerjasama dengan English Premier League (EPL) atau Liga Inggris ini telah menyiapkan program Premier Skills yang tengah dijajaki untuk bisa diterapkan di Malang bersama tim Arema.
Disebutkan bahwa Premier Skills ini menggunakan daya tarik dan dinamika sepak bola untuk melibatkan generasi muda yang termarjinalkan atau rentan terhadap masalah sosial, dalam kegiatan-kegiatan yang konstruktif.
Sepanjang Desember 2010 hingga Maret 2011, British Council akan menjajaki kemungkinan melaksanakan program tersebut di Indonesia. British Council pun telah melakukan kunjungan dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait.
Antara lain sudah konsultasi dengan pihak Menpora, KONI, Kementerian Sosial dan lembaga-lembaga yang terkait dengan cabang olahraga sepak bola. Hingga akhirnya muncul rekomendasi Arema sebagai salah satu klub yang dinilai siap untuk program ini.
British Council pun menemui beberapa pihak-pihak yang dinilai potensial untuk mendukung implementasi Premier Skills. Pihak-pihak tersebut sepakat bahwa proyek percontohan Premier Skills di Malang akan membawa banyak manfaat bagi masyarakat.
Program Premier Skills akan fokus pada tiga kegiatan. Pertama melangsungkan pelatihan bagi pelatih sepak bola dan wasit yang langsung diberikan oleh pelatih dan wasit dari EPL dan klub-klub yang tergabung didalamnya.
Kedua menghubungkan program sepakbola bagi komunitas yang dilakukan oleh klub-klub EPL ke program-program serupa di negara lain, membangun hubungan jangka panjang dengan tujuan mengubah kesejahteraan hidup orang banyak.
Kegiatan sepakbola untuk komunitas ini di Inggris dikenal sebagai KICKZ, yaitu sebuah inisiatif sosial dari 42 klub sepakbola di Liga Inggris untuk pengembangan keahlian generasi muda.
Ketiga pengadaan materi pembelajaran Bahasa Inggris untuk pengajar dan pelajar, termasuk latihan dengan guru dan pengurus sekolah serta menyediakan materi pembelajaran digital melalui website.
Tujuan utama Program Premier Skills adalah menggunakan olahraga sepakbola dan klub sepakbola sebagai sarana untuk menjangkau dan memberdayakan generasi muda yang rentan mengalami masalah sosial, bukan untuk memajukan pemain sepak bola profesional dan manajemen klub.
Premier Skills sudah menunjukkan hasil positif di 15 negara di dunia pada tahap pertama program. Seribu pelatih telah menjalani pelatihan, hampir 300.000 generasi muda terlibat dalam kegiatan, dan lebih dari satu juta materi Bahasa Inggris yang berfokus pada sepak bola telah didistribusikan secara global.
Di samping keberhasilan dalam kegiatan pembinaan, pejabat pembuat keputusan di setiap Negara pun telah terlibat aktif dengan mereka membantu menanamkan dan memperluas dampak program tersebut.
Untuk saat ini, British Council tengah memformulasikan langkah selanjutnya dari pelaksanaan proyek percontohan Premier Skills di Malang. Salah satu langkah tersebut adalah mengundang pihak-pihak yang akan terlibat untuk melakukan kunjungan ke Inggris, dan melihat langsung penyelenggaraan Premier Skills sekaligus untuk merumuskan rencana awal pelaksanaan proyek percontohan di Malang.
“Menurut kita ini program yang bagus, dan kita siapkan semuanya untuk mendukung program ini. Sampai saat ini kita masih dalam taraf penjajakan dan belum ada MOU, karena kita juga masih akan di ajak kunjungan ke Inggris, setelah itu baru akan dibahas program kerjanya,” ungkap manajer media officer Arema, Sudarmaji. (bua/jon)

silakan berkomentar di fb koment...apabila tulisanya tidak jelas langsung di block tulisanya ata ctrl + a Terimakasih
Read more..

Bustomi ke Real Madrid

MALANG - Satu lagi kebanggaan dan pamor tinggi untuk Arema. Salah satu pilar Arema yang juga pemain Timnas Indonesia, Ahmad Bustomi mendapatkan kesempatan untuk datang ke markas klub raksasa Spanyol, Real Madrid.
Bustomi bersama tiga pemain timnas lainnya, yaitu Oktavianus Maniani, M Nasuha, dan Firman Utina akan berkunjung ke Madrid untuk menyaksikan langsung sesi latihan dan laga kandang Christiano Ronaldo dkk.
Keempat pemain Timnas yang beruntung ini mendapat sponsor untuk berangkat ke Madrid. Selain empat pemain Timnas itu, juga akan memberangkatkan 12 pemenang undian yang beruntung dalam acara Indonesia Menggiring Bola di Jakarta.
‘’Semoga program ini bermanfaat bagi kami semua. Kami juga bisa langsung melihat permainan gaya Eropa,’’ kata Bustomi saat jumpa pers di Lapangan Plaza Area Soemantri Brodjonegoro, kemarin.
Gelandang Arema ini datang mewakili tiga rekannya yang berhalangan hadir dalam acara jumpa pers tersebut. Okto di Papua untuk memperkuat Sriwijaya FC, M. Nasuha tampil bersama Persija dan Utina baru operasi lutut.
Sayangnya hingga saat ini, belum ada kepastian jadwal keberangkatan Bustomi cs ke Madrid. Pasalnya, pihak sponsor harus menyesuaikan dengan jadwal empat pemain ini. Baik jadwal di klub maupun timnas.
‘’Saya belum tahu pasti, kapan berangkat. Itu baru rencana ke Madrid dan untuk kepastiannya saya masih belum tahu. Nanti kalau sudah pasti, saya kabari,’’ terang Bustomi kepada Malang Post, kemarin sore.
Perihal kehadirannya di Jakarta, pemain yang pernah memperkuat Persema ini mengaku sengaja datang memakili rekan-rekannya. Itu juga terkait dengan acara Indonesia Menggiring Bola, Minggu (30/1) pagi ini.
Acara tersebut juga mendatangkan mantan pemain Real Madrid, Luis Figo. Gelandang asal Portugal yang sudah berada di Indonesia sejak Jumat (28/1) ini pun hadir dalam acara jumpa pers, kemarin siang.
‘’Sekarang (kemarin, Red.) saya di Jakarta, karena besok pagi (pagi ini, Red.) ada acara Indonesia Menggiring Bola di Silang Barat Monas bersama Luis Figo,’’ sebut Bustomi yang tampaknya mendapatkan kesempatan untuk mendampingi Luis di acara tersebut.
Sementara itu, Figo dalam kesempatan jumpa pers kemarin mengomentari perkembangan sepakbola Indonesia, khususnya Timnas Indonesia yang baru tampil di ajang Piala AFF 2010 lalu.
‘’Sepakbola Indonesia jauh lebih baik, cuma sayangnya kemarin kalah dengan Malaysia. Kami berharap ke depannya timnas (Indonesia) bisa menjadi lebih baik,’’ ungkap pemain yang pernah menjadi andalan Inter Milan ini. (bua/avi)


silakan berkomentar di fb koment...apabila tulisanya tidak jelas langsung di block tulisanya atau ctrl + a Terimakasih
Read more..

Catatan Aremania Parahyangan

Dikirim oleh Marlitha Giofenni (Arema Parahyangan)

Kami merasa perlu menceritakan kronologis keberadaan Aremania di Siliwangi pada laga Persib kontra Arema, 23 Januari 2011 berdasarkan apa yang kami (Aremania) alami, sebagai informasi kepada nawak-nawak yang lain, agar tidak terjadi opini-opini yang justru berujung pada provokasi negatif.

Bertemu Pemain Arema dan Ketua Viking Persib Club.
Hari Jum’at, 21 Januari 2010, kami, Aremania Parahyangan, sepakat mengunjungi hotel tempat punggawa Singo Edan menginap. Kebetulan hotel tersebut terletak di Jl. Dr. Djunjunan (Pasteur) Bandung, Hotel Topas Galeria. Hotel yang sama ketika pemain Arema ke Bandung bulan Juli tahun 2010 (8 besar Piala Indonesia).
Rupanya para pemain sedang meeting di salah satu ruangan hotel ketika Aremania berdatangan, kami menunggu di lobi hotel, sambil ngobrol dengan Sam Saiful, salah satu official Arema. Selepas Maghrib, pemain mulai menuju musholla dan kamar masing-masing. Seperti biasa, layaknya bertemu tokoh idola, kamera digital, kamera handphone, spidol, dan soak menjadi alat kami dalam mengabadikan momen pertemuan langsung dengan punggawa Singo Edan.

Di antara Aremania yang hadir malam itu, terdapat salah satu nawak dari Aremania (bukan Aremania, asli Bandung), dia didapuk menjadi fotografer kami, tentunya dengan membawa kameranya yang canggih, Eko namanya. Rambut Eko yang keriting dan gondrong, membuat Esteban tiba-tiba nyeletuk “Ada Giring Nidji!”, bahkan pemain yang bernomor punggung 17 ini sempat menyenandungkan lagu Nidji yang berjudul “Sang Mantan”. Kami tak menyangka bahwa pemain asal Uruguay ini merupakan penikmat musik Indonesia.

Pukul 20.00 WIB, di tengah dingin dan gerimis Kota Bandung, kami meluncur menuju daerah Monumen Perjuangan (Depan Gasibu), di salah satu “angkringan” di antara jajaran warung-warung yang menjual berbagai makanan tersebut, kami telah ditunggu Pak Heru Joko (Ketua Viking Persib Club) dan beberapa rekan-rekannya. Ini merupakan silaturahmi kami yang kesekian kali. Sambil mengobrol santai,kami menyinggung mengenai pemesanan tiket untuk Aremania, juga teknis rencana pengibaran bendera Arema di Stadion Siliwangi pada hari Minggu.

Nonton Arema Uji Coba Diliput Wartawan
Keesokan harinya, ayas dan Mbak Emil menuju Fanshop Viking di Jl. Banda untuk menyerahkan uang pemesanan tiket. Animo Bobotoh yang memesan tiket di Fanshop Viking cukup besar, membuat distro resmi Viking tersebut ramai oleh pendukung Persib yang tak ingin kehabisan tiket untuk laga super big match ini. Melihat kesibukan yang ada di sana pada H-1 pertandingan Persib vs Arema, mengingatkan ayas pada Aremania di Malang yang tentu juga akan memesan tiket pertandingan kandang Arema pada tiket box yang ditentukan. Hal ini mengantisipasi membludaknya jumlah penonton sehingga tidak perlu khawatir mendapatkan tiket, juga untuk menghindari pembelian tiket pada calo yang harganya lebih tinggi dari harga yang ditentukan. Faktor ekonomis.


Pemain Arema saat uji coba di Stadion Siliwangi

Setelah makan siang, kami langsung menuju Stadion Siliwangi. Di sana telah hadir nawak-nawak Aremania yang lain. Menurut official Arema, para pemain mengadakan uji coba lapangan sore hari. Kami memasuki stadion dan menyerbu tribun VIP, menikmati duduk di kursi yang dijual seharga Rp 150.000,00 untuk pertandingan hari Minggu, secara gratis. Kami beruntung tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk dapat meletakkan pantat (maaf) disitu, merasa bahwa fasilitas yang ada tidak sebanding dengan jumlah uang yang dikeluarkan.


Aremania Parahyangan di Siliwangi saat ujicoba

Sekitar satu setengah jam kami menunggu, akhirnya Bus Damri AC yang membawa pemain Arema datang. Tiba-tiba Stadion Siliwangi juga ramai oleh penonton, bukan hanya Aremania saja. Official pun harus memperingatkan penonton yang “bandel” agar tidak terlalu dekat dengan lapangan. Seperti yang sudah-sudah, kamera-kamera pun diarahkan kepada skuad Singo Edan, tak peduli ketika mereka melakukan pemanasan sekalipun.

Kejadian lucu, saat pemain sedang berlatih, tiba-tiba sebuah layang-layang putus melayang pelan di atas lapangan, beberapa pemain memperebutkan dan memainkannya. Hal itu membuat penonton di pinggir lapangan tersenyum melihat tingkah mereka.


Bersama Dendi dan Zulkifli

Pukul 17.00 WIB latihan selesai, pelatih Miroslav Janu kemudian melayani sesi wawancara dengan para wartawan. Di lain pihak, kesempatan terakhir itu dimanfaatkan oleh penonton untuk berfoto dengan pemain, bahkan tak sedikit yang berlari-lari mengejar para atlet hingga menuju bus.

Ternyata Esteban masih ingat pertemuannya dengan “Giring Nidji” palsu, dia pun berkomentar dengan Bahasa Indonesia yang lumayan fasih “Eh ketemu lagi!”. Eko sendiri pun berhasil berfoto dengan Ahmad Bustomi, karena malam sebelumnya pemain bernomor punggung 19 tersebut belum datang ketika kami berada di Hotel. Menurut rekan Aremania yang tidak ikut bertemu Pak Heru, Ahmad Bustomi datang malam itu, ketika kami sudah pergi.


Esteban dan Giring Palsu

Ketika kami akan meninggalkan stadion, tiba-tiba ada dua orang menghampiri kami, rupanya mereka adalah wartawan dan fotografer Bandung Ekspres, sebuah harian di Bandung. Wawancara singkat pun berlangsung, tentu tentang Aremania di Bandung, yang akan hadir di Siliwangi keesokan harinya.


Coba tebak, apais ini

Malamnya, bapak-bapak pengurus Paguyuban Arema Parahyanan (induk Aremania Parahyangan) tak mau kalah dengan kami (Aremania) yang relatif berusia muda. Bersama Arema Licek, para bapak tersebut juga antusias terhadap pemain, pelatif, dan official. Salah satu cara menunjukkan dukungan terhadap sesuatu yang berhubungan dengan Ngalam, tanah kelahiran dan leluhur berada.

Beli tiket di Fanshop Viking, diliput TVOne.
Hari Minggu, tidak seperti biasanya membuat ayas semangat untuk bergegas bangun dari tempat tidur. Itulah hari yang ayas nantikan sejak pertama melihat jadwal pertandingan ISL 2010-2011. Pukul 07.30 ayas, Sam Adit, Sam Nanang, dan Mbak Emil sampai di Fanshop Viking, bertemu dengan Kang Aping untuk mengambil tiket yang telah kami pesan sebelumnya. Pada saat yang sama, koresponden salah satu media elektronik (TV One) hadir dan meminta wawancara kepada kami dengan memakai atribut. Liputan tersebut tayang di acara Kabar Siang. Salah satu bukti bahwa Aremania terang-terangan datang ke Siliwangi.

Setelah itu kami membeli harian Bandung Ekspres, berita tentang Bobotoh – Aremania ada pada halaman depan salah satu bagian koran tersebut, dengan foto kami (Aremania) berpose di Stadion Siliwangi pada sore sebelumnya. Inti dari berita tersebut adalah wawancara dengan Pak Heru selaku ketua Viking dan Sam Untung perwakilan Aremania Parahyangan, dimana kedua belah pihak berusaha menjaga hubungan baik, dengan mempersilahkan mendukung klub masing-masing, salah satunya penerimaan Aremania di Siliwangi. Tugas suporter adalah memberikan dukungan kepada tim, bukan untuk mencari musuh, begitulah kalimat terakhir berita tersebut.


Calo tiket dadakan, khusus Aremania

Pukul 15.00 WIB, Aremania Parahyangan sepakat berkumpul di kost salah satu nawak, yang berjarak 500 meter dari stadion, untuk koordinasi, pembagian tiket, dan parkir kendaraan. Turut bergabung bersama kami Sam Arif Aremania Bogor, Sam Yusuf Aremania Tangerang, dan Mbak Ocha dkk Aremania Batavia. Kemudian kami berangkat dengan berjalan kaki, menuju Stadion Siliwangi.

Spanduk Arema di Siliwangi
Pukul 15.45 WIB kami sudah berada di Tribun VIP Samping Selatan, sengaja datang lebih awal demi keamanan dan kenyamanan. Turut bergabung bersama kami Kang Erwin Bobotoh Purwakarta, Kang Puja Viking Banjar, dan Sam Ardik Aremania Ngalam yang telah datang di Bandung beberapa hari sebelumnya. Sembari menunggu, kami melihat spanduk sederhana 2 x 1 meter terpasang di Tribun Selatan, kami cukup jelas melihat spanduk dengan tulisan hitam yang masih terbaca karena background spanduk berwarna putih, dengan posisi kami yang membelakangi spanduk, kami mulai tersenyum ketika menyadari bahwa tulisan dalam spanduk itu adalah “VIKING – AREMANIA SATU BIRU BUKAN MUSUH”. Kabarnya yang membuat spanduk tersebut adalah komunitas Viking di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung. Sebuah kabar lain, di Tribun Timur pun terdapat spanduk dengan isi yang serupa.

Sekitar pukul 17.00 WIB, di Tribun Utara terdapat sebuah aktivitas yang menarik mata kami untuk melihat dari kejauhan. Pak Heru Joko telah membuktikan kata-katanya untuk membentangkan Spanduk Arema di Siliwangi. Dengan susah payah beberapa Viking berhasil membentangkan gambar Singa bertuliskan “FROM AREMA WITH BIG HEART”. Sungguh membuat kami luar biasa gembira. 20 menit spanduk terpasang, stadion mulai riuh rendah suara suporter yang menginginkan spanduk itu dilepas. Akhirnya setelah terjadi negosiasi yang rupanya cukup alot, spanduk itu diturunkan. Sedih.

Tak lama, Pak Dian (Viking) mendatangi kami, meminta maaf bahwa usaha mereka membentangkan spanduk Arema di Tribun Utara tidak sukses, namun sebuah spanduk yang lain masih akan dibentangkan.
Siliwangi sempat diguyur hujan, namun singkat. Ketika Bus pemain Arema memasuki sisi selatan Stadion Siliwangi, reflek kami berdiri membentangkan syal Arema, tak peduli pandangan beberapa Bobotoh yang cukup aneh melihat kehadiran kami di antara mereka. Ya, walaupun luapan ekspresi kami ketika itu tidak sebebas di Kanjuruhan tentunya, tapi rasa syukur mendukung langsung dengan jumlah yang sangat minim untuk ukuran Aremania tak membuat kami berkecil hati. Yakin, punggawa Singo Edan tetap berjuang dengan maksimal.


Spanduk Arema di Tribun Utara Siliwangi

Gagal dengan spanduk pertama, spanduk yang lebih besar kembali dibentangkan, kali ini lokasinya tepat di bawah kami, Tribun VIP Samping Selatan. Spanduk bertuliskan “AREMA INDONESIA DARI ISL MENUJU LCA” pun dengan susah payah dibentangkan, kali ini Pak Heru dkk lebih protektif dengan meminta bantuan aparat kepolisian untuk menjaga spanduk tersebut. Setelah beberapa menit spanduk terpasang, lagi-lagi suara kontra meminta spanduk tersebut diturunkan semakin menggema di Siliwangi. Demi menghindari bentrok antar bobotoh (gara-gara spanduk Arema), maka spanduk tersebut diamankan kembali.

Perlu nawak-nawak ketahui bahwa kedua spanduk tersebut benar-benar berasal dari Malang, yang dibawa ke Bandung oleh Aremania (persembahan Aremania Korwil Chili dengan dukungan Ultras, dikirim oleh forum aremania.com), dan pihak yang membentangkan spanduk adalah beberapa Viking atas perintah Pak Heru Joko (Ketua Viking Pusat), usaha mereka sejak awal ditentang oleh banyak pihak, bahkan mereka sampai harus menunjukkan KTA untuk meyakinkan suporter lain bahwa mereka Viking, bukan Aremania, (faktor keselamatanlah yang membuat spanduk itu dibentangkan bukan oleh Aremania sendiri).

Satu per satu Aremania di Tribun VIP Samping Selatan bertambah, hingga mencapai kurang lebih 35 orang. Ayas mendapat kabar bahwa di Tribun VIP (tengah) ada beberapa Aremania yang memakai atribut lengkap.
Pemasangan spanduk ini merupakan aksi yang cukup menyita perhatian, luar biasa bahwa dedengkot Viking seperti Pak Heru Joko, Kang Bonie, Kang Martin, Kang Andre (dirigen Tribun Utara) rela adu argumen dengan pihak-pihak yang tidak senang akan hal itu. Sebuah usaha yang patut diapresiasi, mereka adalah Viking yang masih menjunjung tinggi bahwa sejarahnya Aremania – Viking tidak pernah terlibat bentrok fisik di Stadion.

Kejadian-kejadian yang terjadi di musim lalu, sarat dengan provokasi pihak-pihak yang menginginkan ketidakharmonisan kedua suporter. (Fakta lain Viking memiliki beberapa pandangan tentang hubungan dengan Aremania). Jadi, nawak-nawak sebaiknya mari kita belajar dari sejarah, dan memahami situasi yang terjadi, dan menjaga kejernihan hati dari provokasi negatif. Sebuah usaha yang luar biasa dalam harmonisasi hubungan, ditengah pro kontra Aremania-Viking.

Aremania Aman
Kami cukup menikmati pertandingan malam itu, (sekali lagi) walau tak cukup leluasa berteriak-teriak mendukung Kurnia Meiga dkk, kami tak ingin terlihat mencolok di antara Bobotoh. Yel-yel Aremania pun tetap kami nyanyikan walau sambil bergumam.

Inilah solidaritas Aremania, jeda pertandingan nawak-nawak Aremania membawa masuk sekardus nasi bungkus, beberapa kresek air mineral dalam plastik, (di Tribun Samping VIP tidak kami jumpai penjual nasi bungkus seperti di Kanjuruhan, atau sate 02 favorit ayas, hehe) kemudian kami makan dengan lahap. Konsumsi tersebut merupakan sumbangan dari donator yang kebetulan tidak bisa bergabung menonton di Stadion (Sam Setianto Basuki, Pak Eko ‘Kapten’, beserta nawak-nawak lain yang belasan tahun mendahului kami merantau ke Bandung, rutam nuwus). Beberapa suporter sekitar satu meter dari ayas rupanya sangat tidak suka dengan Aremania (terlihat dari ucapan-ucapannya), mereka tahu bahwa kami Aremania, namun soal makanan, kami masih punya basa-basi saling menawari dan berbagi. Kami cukup berhati besar untuk tidak mempertahankan ego masing-masing, dan mampu menahan emosi.


Tak peduli hujan, kami tetap mendukungmu

Dua puluh menit pertandingan babak kedua, reflek ayas dan nawak-nawak berteriak GOL! Saat Roman berhasil menceploskan bola ke gawang Markus. Seketika itu juga, ayas sadar bahwa lelucon yang kami obrolkan beberapa waktu sebelumnya tentang rencana bagaimana ekspresi kami saat Arema berhasil mencetak gol ke gawang Persib, dengan cukup berteriak dalam hati, tidak dapat menutupi ekspresi kegembiraan kami, cukup berteriak satu kata, dan saling bersalaman, menepuk punggung dan mengucapkan selamat. Sekali lagi, kami tak ingin terlihat mencolok, lagi-lagi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kemungkinan terburuk bisa saja terjadi, siapa tahu. Tapi fakta, bahwa tim tamu lebih unggul dari tuan rumah, membuat kami sangat gembira.

Enam menit berikutnya, kontak fisik M. Ridhuan dan Wildansyah yang terjadi tepat di depan tribun kami mengawali semua. Kejadian berlangsung dengan cepat, wasit yang dianggap tidak tegas, suporter yang mulai melempar botol ke arah polisi, suporter Tribun Utara yang mulai tidak sabar, polisi yang bergerak agak lambat, Pablo Frances yang dikejar polisi, banyak hal yang tidak seharusnya terjadi. Saat itu kami sadar bahwa situasi memanas, kami yang berjumlah puluhan tidak mau mengambil resiko apapun, sehingga kami memutuskan untuk keluar stadion.

Yang perlu digaris bawahi adalah aksi Bobotoh di Siliwangi bukan karena Arema atau Aremania, tapi lebih kepada ketidakpuasan mereka terhadap wasit Najamudin Aspiran yang mereka anggap tidak tegas, atau akumulasi kekecewaan Bobotoh yang merasa dikerjai baik kandang ataupung tandang.


Pemandangan di Siliwangi

Dalam perjalanan menuju tempat berkumpul, beberapa dari kami melihat seorang Viking Purwakarta (dari kaos yang dikenakan) dengan kondisi yang memprihatinkan sedang terkapar di pinggir jalan, Bobotoh yang menemani kami langsung menghampiri seorang suporter tersebut, ternyata mereka saling kenal. Rupanya Viking tersebut terkena gas air mata aparat polisi, kami melakukan pertolongan seadanya, sambil melihat situasi tentunya, tak ingin keselamatan kami dipertaruhkan begitu saja. Selalu miris dengan hal-hal seperti ini.
Sesampainya di kost salah satu nawak, kami mendengarkan siaran RRI Bandung, rupanya pertandingan dilanjutkan, demi memberi informasi kepada nawak-nawak Aremania yang tidak dapat menyaksikan pertandingan, kami sibuk update via jejaring sosial. Dendi terkena kartu kuning, dan menit ke-77 Atep berhasil mengoyak gawang Kurnia Meiga.

Pukul 22.15 WIB ayas berencana mampir dahulu mampir ke Fanshop Viking, bertemu dengan Viking Batam yang ingin barter stiker. Namun sesampainya di ujung Jl. Banda, ayas memutuskan untuk langsung pulang, karena situasi yang terjadi sangat tidak kondusif.

Terima kasih kepada nawak-nawak Aremania yang tidak hentinya memberikan dukungan kepada Aremania Parahyangan untuk hadir di Siliwangi dan setiap saat menanyakan kondisi kami. Juga terima kasih untuk Viking Persib Club – Pusat (Pak Heru Joko dan rekan-rekan) yang berjuang membentangkan spanduk Arema di Siliwangi, satu bukti bahwa masih ada pihak-pihak yang ingin mengembalikan hubungan yang harmonis seperti sedia kala antara Aremania dan Viking (menilik fakta sejarah). Kami mendengar pula bahwa di tempat lain seperti Batam, Jogja, dan Kalimantan ada nonton bareng Aremania – Viking yang berlangsung secara guyub.

Aremania yang jauh dari kandang singa…
Mendukung dengan apa yang mereka punya
Berkarya dengan apa yang mereka bisa
Menunjukkan rasa cinta dan bangga
Tak gentar tunjukkan eksistensinya
Walau berpijak di Tanah Sunda
Tapi hati, jiwa, dan raga tetap AREMA
Selalu dan selamanya
Salam Satu Jiwa!!!



Terimakasih
Read more..

Top 10 : Penyerang Terbaik AREMA


1. Singgih Pitono
Legend of the Legends, julukan ini pantas disematkan kepada Singgih Pitono. Ia ditemukan manajemen Arema di akhir dasawarsa 80an setelah blusukan ke Tulungagung untukmencari bakat terpendam guna ditampilkan di ajang Galatama. Singgih Pitono 2 kali menjadi top skorer Galatama yaitu pada Galatama XI tahun 1991/1992 dengan torehan 21 gol, Galatama XII tahun 1992/1993 dengan 16 gol. Selain itu ia mampu menempatkan diri sebagai top skorer tim pada Liga Indonesia I di tahun 1994/1995 dengan 14 gol. Dengan perolehan tersebut maka layaklah Singgih Pitono dianugerahi "award" sebagai penyerang/striker terbaik yang dimiliki oleh Arema. Singgih Pitono hadir di bumi Arema dan memperkuat tim yang diidolai hampir penggemar sepakbola di seantero Malang selama lebih dari 7 tahun. Kiprah terakhir Singgih Pitono bersama Arema adalah pada Liga Indonesia II 1995/1996. Seolah menandai akhir era emas Singgih Pitono di pentas sepakbola Indonesia, ketika itu ia hanya mampu mencetak 4 gol di kompetisi LI II sekaligus menjadikan tahun itu sebagai tahun kelabu bagi barisan penyerang Arema. Total, hanya 19 gol yang mampu dicetak pemain Arema dalam 30 pertandingan. Koefisien gol sebesar 0,63 menjadikan kompetisi tersebut sebagai masa paling "mandul gol" bagi Arema. Bahkan, ketika itu Singgih Pitono sempat menjadi cemohan warga Malang karena sudah tidak mampu lagi memamerkan skill tendangan geledeknya ketika tendangan bebas. Salah satu yang patut disesali adalah momen tendangan bebas yang diperoleh Singgih Pitono ketika melawan ASGS di Stadion Gajayana Malang. Singgih Pitono beberapa kali memperoleh peluang tendangan bebas yang berjarak hanya 20-25 meter dari garis gawang ASGS. Namun, dari sekian peluang yang diperolehnya tidak ada yang mempu melewati pagar betis pemain lawan. Sehingga beberapa pelaung emas yang biasa menjadi spesialisasinya sirna menjadi gol. Meskipun begitu, dengan segala prestasinya tersebut Singgih Pitono patut masuk sebagai salah satu legenda terbaik yang pernah dimiliki Arema.


2. Mecky Tata
Bila Singgih Pitono adalah Michael Jordan, maka Mecky Tata adalah Scottie Pippennya. Mungkin terasa berlebihan, tapi cukuplah untuk menggambarkan duet maut penyerang yang dimiliki Arema Malang. Mecky Tata adalah pemain asal Papua yang mencatatkan prestasi mentereng bersama Arema. Ketika berduet dengan Singgih Pitono ia pernah mengantarkan Arema menjadi Juara Galatama 1992/1993 dan Runner Up Piala Galatama 1992. Sementara prestasi individunya ketika menjadi pemain Arema ialah berhasil meraih Gelar Top Skorer Galatama IX tahun 1988/1989 dengan 18 gol bersama dengan Dadang Kurnia, penyerang dari klub Bandung Raya. Ketiak di Arema, Mecky Tata beberapa kali menjadi Runner up top skorer tim dibawah Singgih Pitono, salah satunya pada Galatama IX tahun 1990-1992 dengan torehan 8 gol. Kiprah Mecky Tata bersama Arema berakhir pada Ligina V di tahun 1999.


3. Pacho Rubio
Pacho adalah legenda Arema dibandingkan dengan sederetan legiun asing Arema yang berasal dari Chile diantaranya Rodrigo Araya, Juan Rubio, Jaime Rojas, Marcus Rodriguez, Nelson Leon Sanchez, Christian Cespedes dan J.C. Moreno. Kiprahnya bersama Arema memang tergolong singkat. Total ia mampu mencetak 10 gol sejak hadir di bumi Arema mulai putaran II Liga Indonesia 2000(termasuk 3 gol yang dicetak Pacho Rubio dalam 2 pertandingan di babak 8 Besar di Senayan). Kiprahnya bersama Arema di babak 8 besar tersebut menjadi momen emasnya bersama Arema. Hebatnya, semua golnya dihasilkan dari tandukan kepala dan lewat sebuah prosesi cantik hasil assist dari gelandang-gelandang Arema yang dimotori oleh Rodrigo Araya. Sayang, skorsing seumur hidup PSSI membuyarkan harapan Aremania untuk melihat kiprah Pacho lebih lama di Malang. Meskipun begitu, Pacho adalah simbol bagi Aremania. Simbol yang melambangkan perjuangan, kerja keras dan harga diri Aremania.


4. Ahmad Junaidi
Arek Probolinggo ini datang ke Arema dengan segala beban dari harapan Aremania yang terpatri dipundaknya. Meski ia pernah sukses bersama PKT Bontang ketika menjadi runner up Liga Indonesia VI, tentu tidak terlalu mengenakkan hadir untuk pertama kali di bumi Arema dibawah bayang-bayang kesuksesan Pacho Rubio di musim sebelumnya. Apalagi di awal-awal Liga Indonesia VII, Ahmad Junaidi kehilangan partnernya dilini depan, Hadi Surento setelah bertanding melawan PSS Sleman. Namun, Ahmad Junaidi mampu menjawab semua keraguan yang diletakkan kepadanya, meski Arema di Putaran I mengandalkan pemain lokal, Ahmad Junaidi mampu menjadi top skorer tim dengan torehan 15 gol ketika itu. Bahkan ketika manajemen Arema mendatangkan bomber sekelas Bamidelle Frank Bob Manuel di Putaran II, ketajaman yang ditunjukkan Ahmad Junaidi juga tidak berkurang. Bersama Bobby(panggilan akrab Bamidelle Frank Bob Manuel) Ahmad Junaidi bersama-sama membukukan masing-masing 7 gol untuk Putaran II tersebut. Salah satu momen terbaik Ahmad Junaidi bersama Arema dan Aremania adalah ketika menjadi pahlawan kemenangan Arema atas musuh bebuyutannya dengan sebiji gol yang dicetaknya di menit 75 pada laga yang disaksikan sekitar 20.000 Aremania di Stadion Gajayana Malang. Laga yang digelar pada tanggal 8 Juli 2001 tersebut membawa kemenangan Arema dengan skor 1-0. Sayangnya, diakhir musim kompetisi Ahmad Junaidi berbuat blunder, from hero to zero adalah istilah yang tepat dibuatnya. Ahmad Junaidi yang dikontrak 2 tahun oleh Arema berbuat ulah dengan mengingkari kesepakatan kontrak kerja 2 tahun yang telah dibuat sebelumnya. Dalih meminta tambahan gaji di musim kedua dijawab Arema dengan tidaknya kesepakatan yang tertulis di lembar kontrak yang pernah ditandatangani sebelumnya. Akhirnya, transfer sebesar 125-175juta rupiah dari kubu Persebaya menjadi jawabannya. Seolah menjadi karma, setelah meninggalkan Arema Ahmad Junaidi seolah kehilangan tajinya. Di Persebaya karirnya memudar, ia tidak cocok dengan skema permainan pelatih Persebaya ketika itu, Rusdy Bahalwan. Selepas dari Arema, Ahmad Junaidi sudah tidak pernah mencetak gol lebih dari 10 gol dalam semusim di strata teratas Liga Indonesia. Selepas dari Arema dan Persebaya Ahmad Junaidi berpindah-pindah klub diantaranya pernah memperkuat Persema Malang di Ligina 2004 dan Persipro Probolinggo.



5. Johan Prasetyo
Johan Prasetyo didatangkan dari Diklat Salatiga bersama Suswanto. Di tahun pertama dan terakhirnya membela Arema, Johan mampu menyingkirkan sederet pemain senior seperti Joko Susilo, Marcus Rodriguez untuk menjadi ujung tombak bagi pola 3-6-1 arahan Daniel Rukito. Total 14 gol dicetak Johan Prasetyo di musim pertamanya. Dengan usia yang masih muda ia mampu menjadi pesaing sederet bomber papan atas seperti Bako Sadissou, Bambang Pamungkas, Yao Eloi, Jainal Ikhwan, dll. Di musim pertamanya tersebut Johan Prasetyo mampu memukau Aremania. Bahkan sekelompok Aremania pernah membentangkan sebuah replika kaus dengan ukuran lebih dari 5 meter bertuliskan Johan Prasetyo lengkap dengan nomor punggung 11 ketika laga kandang terakhir Arema melawan Persikota Tangerang. Sayang di babak 8 besar Johan Prasetyo tidak mampu menyumbang sebiji golpun untuk Arema. Puncaknya, ia bersama Suswanto dan sederet mantan punggawa Arema di Ligina VIII dicap sebagai pengkhianat dengan ikut bedol desa ke Kediri. Johan Prasetyo bersama Suswanto sebenarnya dikontrak 3 tahun bersama Arema ketika itu. Di akhir musim tersebut Aremania harus merelakan keduanya untuk pergi dengan nilai transfer mencapai 100juta rupiah. Sama seperti kiprah Ahmad Junaidi ketika "mengkhianati" Aremania, Johan Prasetyo juga seakan kehilangan tajinya begitu keluar dari Arema. Meski ia pernah merasakan gelar juara Liga Indonesia bersama Persik Kediri, namun deretan cedera dan inkonsistensi menyebabkan ia kehilangan pamornya. Selepas meninggalkan Arema, ia tidak pernah lagi mencetak gol dengan jumlah 10 gol didalam satu musim kompetisi.


6. Charles I.S. Horiq
Untuk 13 Gol yang dicetak dalam setengah musim kompetisi adalah jumlah yang hebat bagi pemain yang baru pertama kalinya menancapkan kaki di ajang liga profesional. Charles Horiq sebelum bergabung dengan Arema adalah pemain di Mabes TNI AU. Bahkan, awal kalinya ia bergabung di Arema, tidak ada seorangpun publik yang menggantungkan asa kepadanya. Harap maklum, posisi Arema ketika itu berada di jurang degradasi. Namun, bersama rekrutan baru Arema macam Simamo Armand Basile, Christian Cespedes, Stenly Mamuaya, Rodrigo Araya dan Anshar Abdullah ia sukses menjadi tumpuan pelatih Meneer Henk Wullems. Sayang, terlambatnya start Arema di Liga Indonesia 2003 menjadikan kerja keras Charles Horiq seakan sia-sia. Arema tetap terpuruk di papan bawah dan terdegradasi ke Divisi I di musim berikutnya. Namun, seolah menjadi impas ketika Charles Horiq berada di Arema musim berikutnya, meski hanya menjadi supersub dan mencetak beberapa gol, Charles Horiq bersama pemain Arema lainnya sukses menjuarai Divisi I dan lolos ke Divisi Utama Ligina(Liga Indonesia) 2005. Selepas dari Arema, Charles Horiq sempat berpindah klub yaitu Persela Lamongan dan Persija Jakarta.


7.Emaleu Serge Ngomgue
Sungguh beruntung Arema memiliki bomber sekelas Emaleu Serge. Kehadirannya mampu mnejadikan Arema sebagai salah satu tim tersubur di Liga Indonesia 2005-2006. Dari 3 musim kehadiran Serge di bumi Arema(tidak termasuk musim 2007 dimana Emaleu Serge mengalami cedera patah kaki selepas pertandingan di Jusuf Cup akibat tackle brutal pemain belakang Persipura, Bhio Pauline). Dari dua musim pertama Emaleu Serge membela Arema, total ia membubukan 36 gol. Di musim 2005 ia mencetak 11 gol di ajang Ligina dan 7 gol di ajang Copa Indonesia dan turut menyukseskan langkah Arema sebagai Juara Copa Indonesia 2005 serta runner up top skor Copa Indonesia dibawah Javier Roca. Tahun berikutnya, berkah seolah memayungi Emaleu Serge bersama Arema. Meski hanya mencetak 9 gol diajang Ligina dan hanya mampu membawa Arema sampai 8 besar Ligina 2006, namun Emaleu Serge mampu membukukan 9 gol di ajang Copa Indonesia 2006. Emaleu Serge menjadi Top Skorer Copa Indonesia 2006 dengan 9 gol dan mampu membawa Arema menjadi Kampiun Copa Indonesia untuk kedua kalinya. Emaleu Serge tampil di kedua Final Copa Indonesia 2005 dan 2006. Meski tak mencetak gol, duetnya bersama Franco Hita kerap mengobrak-abrik barisan pertahanan lawan. Bersama Mecky Tata dan Singgih Pitono, ia adalah satu diantara 3 pemain penyerang Arema yang pernah mendapatkan predikat gelar top skorer. Nyaris, kiprahnya di Liga Indonesia tidak pernah menyayati hati Aremania. Emaleu Serge sampai sekarang masih berniat bergabung dengan Arema, sekalipun ia tahu kuota pemain asing nonAsia di Arema sudah penuh seiring hadirnya Roman Chmelo, Esteban Guillen dan Pierre Njanka. Selepas bergabung dengan Arema, Emaleu Serge sempat bergabung bersama Persija Jakarta dan Pro Duta Sleman.


8. Roman Chmelo
Roman adalah simbol kedigdayaan bari barisan penyerang Arema masa kini. Pergerakannya yang luwes dan fisiknya yang mumpuni menjadikan ia sebagai salah satu dari sekian pemain Arema yang stabil penampilannya sepanjang mengikuti Indonesia Super League 2009/2010. Roman Chmelo datang di putaran II ISL 2008/2009 untuk menggantikan posisi Leo Chitescu. Tidak butuh waktu lama Roman untuk menjadi idola Aremania. Meski ia hampir tersingkir di awal ISL 2009/2010 karena tidak sesuai dengan kebutuhan Robert Albert, namun perlahan pasti akhirnya ia mampu menjawab segala keraguan yang ditimpakan kepadanya. Total 15 gol di ajang ISL 2009/2010 ia buat untuk mengantarkan Singo Edan meraih gelar ISL untuk pertama kalinya. Sementara, di ajang Piala Indonesia, meski hanya 1 gol dan beberapa kontribusi berupa assist sanggup mengantarkan Arema menjadi Runner Up Piala Indonesia sebelum dikalahkan Sriwijaya FC pada final yang berlangsung di Solo beberapa waktu lalu. Roman Chmelo saat ini mnejadi idola Aremania bersanding dengan beberapa pemain kunci seperti Noh Alam Shah, M. Ridhuan, dan sederet pemain lainnya. Loyalitasnya bersama Singo Edan sudah terbuktikan dengan adanya deal lisan antara dia dengan management Arema untuk memperkuat tim berjuluk Singo Edan pada musim kompetisi 2010/2011. Andai ia jadi membubuhkan tanda tangan kontrak untuk Arema di musim depan, patut kiranya kita tunggu kiprah Roman Chmelo bersama Singo Edan di musim depan.


9. Noh Alam Shah
Along, panggilan akrab dari Noh Alam Shah adalah The New Pacho Rubio. Pemain bengal ini memang ibarat Pacho Rubio yang diidolai oleh jutaan Aremania/ta. Nyaris, tidak terhitung tingkah laku "unik" ALong semasa memperkuat Arema. Dimulai dari banyaknya kartu yang diterima, hingga insiden yang melibatkan tendangan Kungfu Along di Final Piala Indonesia antara Arema melawan Sriwijaya FC. Meskipun begitu, Along adalah aset yang berharga di Arema. Total 14 gol di pentas ISL 2009/2010 ditambah 1 gol di ajang Piala Indonesia menjadikannya sebagai salah satu bomber tersubur yang dimiliki Arema. Meski ia tidak berhasil mencapai target untuk mencetak 20 gol di ajang ISL musim ini, namun perolehan 14 gol tersebut sudah cukup untuk memberikan kontribusi berarti bagi perjalanan Arema musim ini. Bahkan tidak jarang gol Along menentukan langkah Arema meraih kemenangan di setiap pertandingannya. Salah satunya adalah ketika ia berhasil mencetak gol penentu atas Persik pada laga yang berlangsung di Stadion Surajaya Lamongan. Gol tunggal itu mampu mengobati luka Aremania yang bertahun-tahun merindukan kemenangan atas Persik. Lebih dari 11000 Aremania bersuka cita menyambut gol tunggal tersebut. Di Timnas Singapura, ALong mencetak 34 gol dari 75 kesempatan memperkuat The Lions


10. Emile Bertrand Mbamba
Mbamba, demikian panggilan akrabnya adalah satu-satunya striker Arema yang pernah bermain di ajang UEFA Champions League. Ketika itu ia memperkuat Maccabi Tel Aviv dan mencetak gol ke gawang Juventus di ajang Penyisihan Grup C. Uniknya, gol yang dibuat oleh Mbamba memupuskan harapan Juventus dan Juventini untuk mencetak clean sheat dan kemenangan 100% di ajang penyisihan Grup tersebut. Walhasil, setelah pertandingan yang berakhir seri tersebut Juventus harus "merelakan" lolosnya ke Babak 16 Besar sedikit ternoda dengan hilangnya kans meraih 3 poin atas lawan yang berada di posisi akhir Grup C. Di Arema, Mbamba total mencetak 17 gol dari 23 kali pertandingan selama memperkuat Arema di musim Liga Indonesia 2007-2008 dan ISL 2008. Kontribusinya sangat besar untuk mengantarkan Arema menembus babak 8 besar di Liga Indonesia 2007-2008. Di musim pertamanya bersama Arema ia baru memperkuat tim ketika sudah memasuki putaran kedua. Selama setengah musim ditambah kiprah Mbamba di 8 Babak 8 Besar, ia suskes membukukan 11 gol. Tak jarang gol yang dicetak oleh Mbamba adalah gol cantik yang berkelas. Seperti misalnya salah gol yang dicetak lewat tendangan voli ketika Arema mengalahkan Persiba Balikpapan 3-0. Gol yang dicetak dihadapan 50.000 penonton tersebut sangat berkelas dan dicetak dari luar kotak penalti. Sayang, ketika menginjak pertengahan Putaran I ISL 2008/2009 ia harus menerima sanksi dilarang mengikuti sepakbola Indonesia selama 5 tahun oleh Komdis PSSI. Sanksi yang tidak sepadan hanya karena tingkah protes Mbamba yang dinilai berlebihan tersebut semakin merepresentasikan bobroknya Komisi Wasit PSSI ketika itu. Ingat, gol ketiga Mbamba yang dianulir ketika Arema berhadapan dengan Persiwa di Babak 8 Besar LI 2007/2008 yang berbuah kerusuhan penonton. Gol itu dicetak melalui sundulan dan bersih karena melewati proses coming from behind. Belum lagi, beberapa kebobrokan keputusan wasit yang seringkali merugikan Arema ketika itu seakan menjadi pelengkap yang harus diderita Arema.



Nominasi lain :
Ada banyak striker jempolan yang dimiliki oleh Arema. Beberapa nama lain yang bisa masuk pertimbangan adalah Junior Lima Filho dan Rivaldo Costa yang bahu membahu mengantarkan Arema menjadi Juara Liga Pertamina 2004. Selain itu ada nama lain yang tidak dapat dikesampingkan seperti Pato Morales yang sukses menyumbang 10 gol Arema di Liga Indonesia 2007-2008, Bamidelle Frank Bob Manuel, Franco Hita, dll. Untuk penyerang lokal, nama-nama seperti Joko Susilo dan Marthen Tao patut dimasukkan. Joko Susilo bahkan hampir 10 musim kompetisi bergabung bersama Arema, meski semapt memperkuat tim Persija Jakarta. Bahkan loyalitasnya di Arema sangat terbukti. Gethuk, panggilan akrab Joko Susilo pernah menolak kontrak senilai 40juta rupiah di pertengahan 90an untuk menerima pinangan 1juta rupiah bersama Arema Malang. Kini Joko Susilo bergabung bersama Arema sebagai asisten pelatih.
narupes e lek mengandung


Terimakasih
Read more..

Kamis, 27 Januari 2011

Maksimal Runner Up

MALANG -Menyusul Arema hanya dapat dua poin dari dua laga tandangnya di Bandung dan Palembang, tim berjuluk Singo Edan ini sulit untuk bisa menggeser pimpinan klasemen semantara kompetisi Indonesia Super League 2010/2011 Persipura Jayapura.
Arema dengan 20 poin hasil dari 12 kali pertandingan, hampir tak ada peluang untuk mengejar poin Persipura yang memiliki kans sebagai juara paruh musim. Kini, Mutiara Hitam sudah mengemas 26 poin dari 10 kali pertandingan.
Apalagi dari sisa empat pertandingan Persipura, dua diantaranya bakal digelar di Jayapura. Sehingga tim asuhan Jacksen F. Tiago ini berpeluang untuk keluar sebagai juara paruh musim ini, seperti sukses Arema musim lalu.
‘’Tidak bisa kita dapat posisi juara grup. Persipura sekarang masih ada dua laga home lagi. Kalau mereka dua kali menang di kandang, mereka dapat 32 poin, sedangkan Arema maksimal 26 poin,’’ ungkap pelatih Arema, Miroslav Janu, kemarin siang.
‘’Tidak apa-apa. Kita masih plus delapan, ini posisi bagus. Sedangkan Sriwijaya FC dan Persipura plus lima pada putaran kedua nanti. Untuk putaran pertama ini, kita maksimal bisa posisi runner up, itu sudah bagus,’’ sambungnya.
Untuk bisa finish di peringkat kedua pada akhir putaran pertama ini, syaratnya Arema harus menang di dua laga kandang terakhirnya. Menghadapi Persipura, 6 Februari dan menjamu Persiwa Wamena, 10 Februari nanti.
‘’Ya, dua laga home terakhir nanti, kita harus menang semua. Kalau menang semua, kita bisa runner up. Sekarang konsentrasi dua laga home itu. Setiap hari kita harus latihan bagus,’’ terang pelatih asal Republik Ceko ini.
‘’Persipura tim yang bagus, dan tim yang kuat. Nanti akan jadi pertandingan yang bagus. Arema lawan Persipura. Stadion bisa penuh Aremania, kita harus mempersiapkannya dengan bagus,’’ lanjut Miro.
Usai laga away menghadapi Sriwijaya FC dan pasca perjalanan Palembang-Malang, Miro tak langsung memberi jatah libur pada pemainnya. Zulkifli dkk dijadwalkan latihan di kompleks perumahan Araya, pagi ini.
Miro akan membagi pemainnya menjadi dua kelompok, yaitu pemain yang tampil lawan Sriwijaya FC dan pemain cadangan. Antara kedua kelompok pemain ini, bakal mendapat menu latihan yang berbeda sesuai kondisi kelelahan mereka.
‘’Besok pagi (pagi ini, Red.) kita latihan di Araya. Kita buat dua grup. Satu grup pemain yang tidak main dan satu grup lagi pemain yang main lawan Sriwijaya FC untuk recovery. Lalu Sabtu dan Minggu, pemain libur latihan,’’ jelas Miro.
Adanya jatah libur selama dua hari ini diberikan kepada pemain agar bisa memanfaatkannya untuk berkumpul dengan keluarga mereka. Khususnya setelah selama bulan Januari ini, 21 hari melakoni enam pertandingan beruntun.
‘’Senin sore kita mulai latihan lagi. Setiap hari kita akan latihan terus sampai hari Minggu lawan Persipura. Tiap hari kita akan latihan keras untuk persiapan pertandingan nanti,’’ pungkas Miro kepada Malang Post. (bua/avi)


Terimakasih
Read more..

Disambut Aremania

MALANG-Sukses Arema membawa pulang dua poin dari kandang Persib Bandung dan Sriwijaya FC Palembang mendapat apresiasi khusus dari Aremania. Suporter fanatik Arema ini menyambut kedatangan tim Arema di bandara Abdurrahman Saleh, kemarin siang.
Meski jumlahnya tak sebanyak saat Arema pulang dari sukses raih gelar juara musim lalu, kehadiran Aremania menujukkan kepedulian mereka pada perjuangan tim kebanggaannya raih poin di Bandung dan Pekanbaru.
“Ini baru hasil imbang, kita sudah disambut seperti ini, bagaimana kalau menang ya,” ungkap asisten pelatih Arema, Dwi Sasmianto melihat aksi Aremania yang mengawal bus Arema dari bandara hingga ke mess pemain di jalan Welirang 19.
Pelatih Arema, Miroslav Janu pun tampak senang melihat sambutan Aremania yang berkonvoi dengan naik sepeda motor ini. Pasalnya untuk musim ini, kemarin adalah aksi pertama Aremania menyambut kedatangan tim Arema dari laga away.
Sayangnya, sebgain pemain Arema tak ikut naik bus, bersama-sama menuju mess. Lantaran ada sebagian pemain Arema yang langsung pulang ke rumah mereka, atau langsung kembali ke rumah kontrakan mereka masing-masing.
Namun puluhan Aremania ini tetap setia mengantar bus Arema hingga kedepan mess pemain. Meski mereka sedikit tidak puas, saat ingin berfoto bersama, ternyata tak banyak pemain Arema yang keluar dari bus. (bua/nug)


Terimakasih
Read more..

Roman Bawa Roman

Roman Bawa Roman
Stoper Slovakia Seleksi di Arema


MALANG -Setelah memulangkan stopper asal Togo, Latevi Julies seminggu yang lalu, pelatih Arema, Miroslav Janu kembali mendatangkan stopper asing lagi. Dijadwalkan hari ini, stopper tersebut akan bergabung dengan latihan Arema.
‘’Sekarang susah cari stoper asing, karena yang bagus sudah gabung dengan klub. Sekarang kita hanya ada empat pemain asing. Nanti tanggal 28 (hari ini) datang satu stoper asing untuk seleksi,’’ ungkap Miro, kemarin sore.
Pelatih asal Republik Ceko ini berteka-teki perihal stopper seleksi yang akan datang ke Arema. ’’Ini stoper asing baru, belum main di Indonesia, kita lihat nanti,’’ sebut Miro yang tampaknya sudah siap tanpa stopper asing di Liga Champions Asia.
Pasalnya pendafataran untuk pemain tampil di Liga Champions Asia adalah 1 Februari. Apalagi jika Arema harus melakukan seleksi stopper asing baru, pengurusan kongtrak dan kelengkapan administrasinya pasti butuh waktu.
‘’“Sepertinya kita hanya empat pemain asing di LCA, tanpa stopper asing. Susah untuk dapat KITAS sampai batas terakhir tanggal 1 Februari. Kita ada stoper lokal bagus, dan kita bisa turunkan stoper lokal di LCA,’’ jelas Miro.
Stoper asing seleksi yang bakal bergabung ini pun lebih dipersiapkan Arema untuk kompetisi Liga Super dan Piala Indonesia. Lalu siapakah stopper asing yang bakal datang untuk mengadu nasib di Arema ini?
‘’Temannya Roman yang akan datang dan ikut seleksi. Namanya juga Roman. Tapi saya tidak tahu nama lengkapnya. Menurut rencana akan datang hari Sabtu,’’ jelas Sekretaris Tim Arema, Muhammad Taufan perihal stopper asing seleksi itu.
Sementara itu saat dikonfirmasi kepada Chmelo Roman, gelandang Arema asal Slovakia ini membenarkan bakal membawa teman senegaranya ke Arema. Roman pun mengaku, nama temannya itu adalah Roman, yang nama lengkapnya Roman Golian. Dia terakhir tercatat sebagai pemain FK LAFC Lučenec, klub Divisi 1 Slovakia.
‘’Ya, teman saya Roman rasa Eropa. Nama lengkapnya Roman Golian. Saya belum tahu kapan dia datang, mungkin Sabtu dia akan datang ke Arema,’’ ungkap Roman perihal Roman temannya yang akan ikut seleksi di Arema.
Perihal kualitas Roman untuk posisi stopper ini, Chmelo belum bisa memastikannya. ’’Lihat nanti, main bagus atau tidak, karena disini gaya permainannya beda,’’ yakin Roman saat disinggung kemampuan rekannya itu.
Miro sendiri tampaknya cukup berminat pada stopper asal Slovakia ini. Pasalnya mantan pelatih Slavia Praha ini sudah menyampaikan kepada manajemen, tak ingin memiliki stopper dari Kamerun, karena dikhawatirkan bermasalah seperti Pierre Njanka.
Untuk tinggi pemain khusus posisi stoper, Miro memberi batas minimum 185 centimeter. Jika itu bisa dipenuhi Roman Golian berpeluang untuk menggantikan posisi Njanka yang memilih hengkang ke Aceh United di kompetisi Liga Primer Indonesia. (bua/avi)



Terimakasih
Read more..

Miro Teken Kontrak

MALANG-Hampir selama enam bulan bekerja di Indonesia, pelatih Arema, Miroslav Janu ternyata mengaku belum resmi memiki ikatan kontrak dengan Arema. Setidaknya itu menurut pengakuan Miro kepada Malang Post, kemarin pagi.
Untuk itu, pelatih asala Republik Ceko ini meminta Onana Denies Julies sebagai agennya di Indonesia bisa segera menyelesaikan kontraknya di Arema. Dan menurut rencana, hari ini Onana akan datang ke kantor Arema.
“Ya, hampir enam bulan saya di Arema belum teken kontrak, besok siang datang ke kantor Arema, Onana akan urus kontrak saya,” ungkap Miro yang sudah berkomunikasi langsung dengan Onana, kemarin pagi.
Meneurut rencana, kedatangan Onana juga terkait dengan penyelesaian kontrak Pierre Njanka yang sudah resmi keluar dari Arema. Kebetulan agen berlabel Mutiara Hitam Management and Sports ini adalah agen dari Miro dan Njanka.
Sementara Onana saat dikonfirmasi Malang Post mengaku persoalan kontrak Miro sebenarnya sudah tidak ada masalah. Sedangkan kedatangannya ke kantor Arema, terkait urusan addendum atau tambahan kontrak Miro.
“Kalau kontrak milik Miro sudah. Hanya masalah addendum kontrak saja. Hari Senin semua akan dibereskan. Miro tinggal tandatangan saja di hadapan agen,” sebut Onana yang adalah juga agen dari Esteban Gullien. (bua/nug)


Terimakasih
Read more..

Rabu, 26 Januari 2011

Tatap Persipura-Persiwa

PALEMBANG-Usai mencuri dua pon di dua away di Bandung dan Palembang, tim Arema akan kembali melakoni dua laga kandang di Stadion Kanjuruhan. Ini adalah dua laga kandang terakhir Arema pada putaran pertama kompetisi Indonesia Super League 2010/2011.
Singo Edan akan menjamu Persipura Jayapura, 6 Februari dan menghadapi Persiwa Wamena, 10 Februari nanti. Khusus untuk pertandingan kandang ini, Arema memiliki cukup waktu untuk recovery dan mempersiapkan diri.
Tim Arema sendiri dijadwalkan bertolak dari Palembang, pagi ini. Rombongan tim Arema meninggalkan Hotel Sandjaya, Palembang pukul 08.00 WIB, dan terbang dari Bandara Sultan Mahmud Badarrudin, Palembang pukul 10.00 WIB.
“Ya, besok pagi jam delapan kita sudah harus berangkat dari hotel ke bandara, pesawat jam sepuluh dari Palembang ke Jakarta, terus ke Malang,” ungkap Sekretaris Tim Arema, Muhammad Taufan perihal jadwal kepulangan tim Arema.
Diperkirakan sore ini, rombongan tim Arema sudah tiba di Malang. Dan untuk kepulangan Arema hari ini, jumlah pemain yang kembali ke Malang dipastikan berkurang, menyusul ada tiga pemain yang gabung Timnas U-23 di Jakarta.
Setelah sebelumnya Dendi Santoso dan Alfarizi langsung gabung Timnas usai dari Bandung, hari ini giliran Kurnia Meiga Hermansyah. Praktis, dari 21 pemain yang berangkat away, tersisa 18 yang langung kembali ke Malang.
Sementara untuk jadwal latihan Zulkifli Syukur dkk, diagendakan Jumat (27/1) pagi. Latihan ini tampaknya hanya recovery untuk menjaga kebugaran pemain usai perjalanan jauh dari Palembang, serta latihan ringan.
“Jumat pagi kita latihan, lalu Sabtu dan Minggu libur. Pemain latihan lagi Senin sore,” terang M Taufan perihal jadwal latihan Arema yang mendapat ‘bonus’ libur dua hari pasca dua laga away lawan Persib dan Sriwijaya FC.
Pemain memberi jatah libur dua hari untuk refreshing setelah selama 21 hari kemarin, Arema harus melakoni tujuh pertandingan berturut-turut selama bulan Januari. Usai libur nanti, ada waktu seminggu untuk persiapan Arema lawan Persipura. (bua/jon)

Terimakasih
Read more..

Tanpa Stoper Asing di Liga Champion Asia

PALEMBANG-Arema hampir dipastikan tanpa diperkuat stopper asing saat tampil di Liga Champions Asia 2011, mulai awal bulan Maret nanti. Pasalnya hingga mendekati deadline pendaftaran pemain, Arema belum mendapatkan pengganti Pierre Njanka.
Sedangkan batas akhir pendaftaran pemain untuk LCA adalah per tanggal 1 Februari nanti. Tersisa waktu tak sampai satu minggu, jika Arema memang ingin melakukan penambahan stopper asing di lini belakang.
Jadwal windows transfer yang tak bersamaan dengan jadwal pendaftaan pemain untuk LCA ini membuat Arema kesulitan tambah pemain asing dalam waktu dekat ini. Apalagi tak ada toleransi untuk pendaftaran pemain ke LCA.
“Memang sulit untuk melakukan pendafataran susulan setelah melewati batas terakhir pendaftaran pemain ke LCA, selama ini aturan LCA cukup ketat,” ungkap pelaksana harian PT Arema Indonesia, Abriadi Muhara.
Setidaknya hingga saat ini, Arema belum ada tanda-tanda untuk mendatangkan stopper asing lagi pasca dipulangkannya stopper asal Togo, Latevi beberapa waktu lalu. Sedangkan Abanda Herman, stopper asal Kamerun ini belum datang di Indonesia.
Manajemen Arema sudah berusaha berkonsultasi dengan PT Liga Indonesia untuk kemungkinan tambahan pemain di LCA. Namun tak memungkinkan karena batas pendaftaran 30 pemain untuk LCA, paling lambat 1 Februari nanti.
Kecuali per tanggal 31 Januari, atau hari Senin nanti, Arema bisa mendapatkan tanda tangan kontrak satu stopper asing, masih memungkinkan untuk mendaftarkan stopper asing, meski itu sangat sulit bisa terwujud.
Padahal pelatih Arema, Miroslav Janu ancang-ancang ingin mendatangkan stopper asing dari Negara asalnya, Republik Ceko. Sehingga untuk formasi empat pemain asing yang bakal tampil di LCA, Arema hampir pasti tanpa stopper asing.
Empat pemain asing yang didaftarkan itu adalah Noh Alam Shah, Ridhuan, Chmelo Roman dan Esteban Gullien. Plus semua pemain lokal Arema ikut didaftarkan, tanpa bisa mendaftarkan tambahan pemain baru setelah lewat tanggal 1 Februari.
“Kita sudah mendaftarkan pemain ke LCA, dan otomatis Njanka sudah dicoret. Kini kita memang tinggal menunggu untuk kemungkinan ada tambahan pemain baru saja, dan kalau setelah melewati tanggal 1 Februari nanti, sudah tidak bisa tambah pemain lagi untuk tampil di LCA,” terang manajer media officer Arema, Sudarmaji. (bua/jon)

Terimakasih
Read more..

Bustomi Jadi Bintang Iklan

PALEMBANG-Keterlambatan Ahmad Bustomi berangkat bersama rekan-rekannya ke Bandung beberapa waktu lalu ternyata untuk mengambil gambar sebagai bintang iklan Sosis. Gambar Bustomi sebagai bintang iklan Sosis itu pun telah menyebar di dunia maya. Selain Bustomi, bintang iklannya adalah dua pemain Sriwijaya FC Oktovianus Maniani dan Arif Suyono yang pengambilan gambarnya di lakukan di Malang.
“Ya, pengambilan gambarnya itu dilakukan di Unmuh,” ungkap Bustomi saat dikonfirmasi perihal kebenarannya sebagai bintang iklan Sosis bersama dua pemain timnas Okto dan Arif Suyono.
Tiga pemain yang menjadi ikon Timnas Indonesia di ajang Piala AFF ini tampaknya dinilai bisa menjadi image positif Sosis ini. Sosis ini sendiri menjadi iklan atau mensponsori tim Persib Bandung dan Persela Lamongan.
Sementara manajemen Arema, hingga saat ini belum menerima surat pemberitahuan dari pihak JAPFA perihal adanya pemanggilan pemain Arema untuk bintang iklan tersebut.
“Kalau Nike tertib dengan memberikan pemberitahuan saat memanggil Bustomi untuk bintang iklannya Nike, tapi kalau JAPFA tidak ada pemberitahuan ke manajemen Arema,” sebut manajer media officer Arema, Sudarmaji.
Kebetulan saat ini Arema sebenarnya tengah serius mencari sponsor baru untuk bisa menghidupi tim kebangaan Aremania ini. Sayangnya, JAPFA dengan produk Sosisnya musim ini kurang berminat mensponsori tim Arema. (bua/jon)

Terimakasih
Read more..

Harusnya Menang

PALEMBANG-Arema dan Sriwijaya FC sama-sama gagal memetik kemenangan dalam pertandingan lanjutan kompetisi Indonesia Super League 2010/2011 di Stadion Jakabaring, Palembang, kemarin sore. Padahal kedua tim memiliki peluang yang sama untuk raih tiga poin.
Baik Arema maupun SFC memiliki satu peluang emas yang harusnya bisa berbuah gol. Peluang Arema dari kaki Ahmad Amirudin yang sudah berdiri bebas menit 69, gagal menjebol gawang SFC. Sedangkan peluang tuan rumah lewat eksekusi tendangan penalti Budi Sudarsono yang berhasil ditepis Kurnia Meiga di menit-menit akhir babak kedua.
“Babak pertama permainan Arema kurang berkembang karena kita memang tidak ada pemain yang melakukan kreasi serangan. Tapi babak kedua dengan masuknya Sunarto dan Amirudin, permainan kita bisa lebih bagus. Kalau peluang Amirudin jadi gol dan skor 2-1, kita bisa menang,” sebut pelatih Arema, Miroslav Janu.
Pelatih asal Republik Ceko ini sendiri tidak habis pikir dengan keputusan wasit Mardi yang memberi hadiah penalti pada tuan rumah SFC. Beruntung Meiga tampil gemilang mengamankan gawang Arema, sehingga Arema bisa kembali membawa pulang satu poin dari Palembang.
“Saya ucapkan terima kasih kepada pemain, mental pemain bagus dan mereka mau kerja keras. Satu poin ini sudah bagus, dengan kondisi kita sebenarnya kelelahan, tidak apa-apa, kita sudah coba maksimal. Seri sudah cukup, meski kita harusnya bisa menang,” yakin Miro mengaku pada babak kedua timnya memiliki dua peluang bagus.
Sementara itu pelatih Sriwijaya FC, Ivan Kolev mengaku kecewa dengan hasil yang diraih timnya. Maklum saja, kemenangan yang sudah berada di depan mata harus melayang setelah Budi Sudarsono gagal mengeksekusi hadiah penalti pada menit 88, setelah tendangannya berhasil ditepis Meiga.
“Ya, kita kecewa dengan hasil pertandingan sore ini, apalagi kita dapat penalti yang gagal jadi gol. Tapi saya tisak bisa keluhkan pemain, saya tidak bisa marah pada Budi, karena pemain terbaik dunia pun bisa gagal melakukan eksekusi penalti,” ungkap Kolev usai pertandingan.
Meski kecewa, pelatih asal Bulgaria ini mengaku tetap puas dengan penampilan pemainnya yang sudah kerja keras. Apalagi dalam kondisi komposisi tim yang tak bisa tampil full team. Berikutnya, Kolev menyayangkan upayanya untuk meminjam Okto Maniani dari Timnas tak membuahkan hasil.
“Kenapa kita sulit untuk bisa tampil full team, ada saja pemain yang absen, bisa empat, lima, enam atau tujuh pemain absen. Kita sulit untuk bisa mengembangkan kerjasama yang bagus, kalau formasi pemain selalu berganti. Seperti saat kita kehilangan Ponaryo dan Firman, permainan berubah,” jelasnya.
“Gaya permainan kita berbeda, itu yang buat kita susah, apalagi dengan waktu yang mepet untuk mempersiapkan tim. Saya juga tidak mengerti, kenapa saat Arema bisa pinjam Kurnia Meiga dari Timnas, kita tidak bisa pinjam Okto. Kita kirim tiga pemain demi Timnas, tapi saat pinjam satu saja tidak boleh,” sambung Kolev. (bua/jon)


Terimakasih
Read more..

Milik Sunarto-Meiga

PALEMBANG - Pertandingan Arema menghadapi tuan rumah Sriwijaya FC di Stadion Jakabaring, Pelambang, kemarin sore tampaknya menjadi milik dua pemain muda Singo Edan. Sunarto dan Kurnia Meiga layak menjadi man of the match pada pertandingan ini.
Sunarto, striker jebolan Akademi Arema ini menjadi aktor terciptanya hasil imbang 1-1 lewat gol dari sontekan kaki kananya meneruskan umpan silang dari Musafri pada menit 47. Gol ini pun mengangkat mental bertanding pemain Arema.
Noh Alamshah dkk tampil lebih berani dan percaya diri untuk lebih menekan pertahanan Sriwijaya FC. Bahkan Arema berpeluang menang lewat peluang Amirudin menit 69, sayang gagal diselesaikan striker asal Makassar ini.
‘’Alhamdulillah, saya senang sore ini (kemarin sore, Red.) bisa cetak gol untuk Arema. Begitu saya dapat umpan dari Musafri itu, saya sudah yakin bisa cetak gol,’’ ungkap Sunarto yang mengaku sebelumnya tak ada perasaan bakal bisa menjadi penentu hasil imbang Arema.
‘’Bahkan saya feeling untuk bisa main pun tidak ada. Tapi pelatih mempercayai saya untuk main. Ini debut saya pertama di Liga Super dan langsung bisa cetak gol. Gol ini saya persembahkan untuk orang tua saya, dan tentunya untuk Aremania yang datang disini dan yang di Malang,’’ sambungnya.
Selain Sunarto, penentu raihan satu poin oleh Arema adalah aksi gemilang Meiga mematahkan peluang emas SFC lewat eksekusi penalti Budi Sudarsno. Tendangan kaki kanan striker SFC itu berhasil ditepis oleh kiper Arema yang juga kiper Timnas U-23 ini.
Meiga menjadi penyelamat Arema. Pasalnya jika hadiah penalti itu berbuah gol, hampir pasti Arema akan menuai kekalahan.
‘’Ya, sore ini (kemarin sore, Red.) saya lagi beruntung dan dapat rezeki, Arema bisa bawa pulang satu poin dari Palembang,’’ sebut Meiga mengakui laga kemarin sore cukup berat. ‘’Mungkin karena faktor kelelahan, permainan sore ini terasa berat,’’ sambung kiper yang akrab disapa si Entong ini.
Sementara itu, pelatih Arema, Miroslav Janu memuji penampilan dua pemain ini. Maklum, keduanya menjadi bintang lapangan yang ikut menentukan sukses Arema curi satu poin di kandang Sriwijaya FC.
‘’Ya, sore ini Meiga kembali tampil bagus, dia selalu tampil bagus di setiap pertandingan, penampilannya konsisten. Begitu juga Sunarto, dia pemain muda berbakat, baru pertama main di Liga Super, sudah bisa langsung cetak gol,’’ yakin Miro.
Kepercayaan yang diberikan pada dua pemain muda Arema ini benar-benar dijawab Meiga dan Sunarto dengan baik. Sayang laga berikutnya, Meiga sudah tak bisa tampil karena harus gabung pemusatan latihan Timnas U-23. (bua/avi)

Terimakasih
Read more..

TAK TERKALAHKAN

TAK TERKALAHKAN
Arema Sukses Tahan Imbang Sriwijaya FC

PALEMBANG - Luar biasa! Arema pantas berterimakasih kepada dua anak muda di skuad kebanggaan Aremania ini. Keduanya benar-benar menunjukkan kualitasnya. Sunanto dan Kurnia Meiga. Lewat kedua singa muda itulah, Arema sukses mencuri poin dari kandang Sriwijaya FC, Stadion Jakabaring Palembang, kemarin siang.
Singo Edan, sukses menahan imbang 1-1 Laskar Wong Kito, dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL) musim 2010-2011. itu berarti, Arema tak terkalahkan di dua laga away ke Bandung dan Palembang.
Sunanto yang turun sebagai pemain pengganti di awal babak kedua, hanya butuh waktu tiga menit untuk bisa menjebol gawang Ferry Rotinsulu. Sementara Kurnia Meiga, sukses memblok tendangan penalti Budi Sudarsono di menit 86. Meski apa yang dilakukan keduanya, tak bisa dilepaskan perjuangan tak mengenal lelah dari Noh Alam Shah dkk.
Tapi paling tidak, lewat atraksi Sunanto dan Kurnia Meiga, Arema mampu menambah satu poin dan mengantar skuad asuhan Miroslav Janu merangkak naik ke posisi runner up klasemen sementara Indonesia Super League (ISL) dengan total 20 poin. Singo Edan berada di posisi kedua, membuntuti Persipura Jayapura yang berkibar sebagai pemuncak dengan raihan 26 poin.
Meskipun di babak pertama, gempuran bertubi-tubi awak Laskar Wong Kito benar-benar membuat pertahanan Singo Edan kalang kabut. Bagaimana tidak, para penyerang tuan rumah tak henti membombardir lini belakang Arema yang dikomando Purwaka Yudi. Hasilnya, baru 11 menit babak pertama berjalan, gawang Kunia Meiga akhirnya jebol juga.
Berawal dari skema serangan balik cepat, para pemain Sriwijaya sukses memasuki daerah pertahanan tamunya. Rendi Siregar yang beroperasi di sayap kiri sukses menembus petak penalti Arema. Melihat rekannya yang berdiri bebas di muka gawang lawan, mantan pilar tim PON Jatim itu mengirimkan umpan silang yang langsung disambar tendangan keras oleh Supardi. Tembakan tersebut berhasil diantispasi oleh Meiga, namun bola rebound kembali jatuh ke kaki Supardi. Sontekan kedua mantan penggawa Pelita Jaya Karawang itulah yang tidak mampu dibendung lagi oleh Meiga yang sudah terjatuh.
Unggul satu bola atas tamunya, membuat Sriwijaya makin agresif melancarkan serangan. Thierry Gatushi dkk tampaknya begitu bernafsu untuk segera menyudahi perlawanan arek-arek Malang. Budi Sudarsono menjadi momok menakutkan bagi benteng pertahanan Leonard Tupamahu dkk. Penyerang berjuluk si Ular Phyton itu berulang kali mengancan gawang Singo Edan melalui pergerakan berbahaya dibarengi sejumlah tembakan spekulatif. Beruntung Meiga tampil prima sore itu. Penjaga gawang utama timnas U-23 itu sukses meredam berbagai ancaman yang diarahkan ke jala gawangnya.
Tak ingin terus menjadi bulan-bulanan lawan, para penggawa Arema berinisiatif melepaskan diri dari tekanan. Sejumlah percobaan dilakukan untuk mencuri gol balasan. Tendangan berbau spekulatif dilepaskan oleh Esteban Gullien maupun Benny Wahyudi yang naik membantu serangan. Namun, tak satu pun yang sukses menemui sasaran. Skor 1-0 untuk keunggulan Sriwijaya bertahan hingga turun minum.
Pasca jeda, mesin perang Singo Edan mulai panas. Pelatih Miroslav Janu berusaha menambah daya gedor pasukannya untuk mengejar ketertinggalan. Tactician asal Ceko itu memasukkan penyerang muda, Sunarto untuk menggantikan gelandang Juan Revi di awal babak kedua. Keputusan Miro terbilang tepat. Sunarto mengawali debutnya dengan gemilang.
Belum genap tiga menit memasuki lapangan, penyerang bernomor punggung 15 itu sukses memecah kebuntuan timnya. Penyerang berusia 20 tahun itu berhasil memanfaatkan crossing yang dikirimkan TA Musafri dari rusuk sayap kanan.
Berdiri tanpa pengawalan di muka gawang Sriwijaya FC, lantaran semua pemain Sriwijaya FC terpaku pada pergerakan Along, Sunarto tinggal meneruskan umpan matang tersebut dengan sontekan pelan kaki kiri. Bola pun masuk gawang tanpa bisa diantisipasi Fery Rotinsulu yang telah mati langkah.
Kedudukan imbang 1-1 membuat tensi pertandingan semakin panas. Bukannya mengendurkan serangan untuk menjaga kans mengamankan poin di kandang lawan, anak-anak Singo Edan justru terlecut menggandakan skor. Begitu pula Sriwijaya yang tampil ngotot demi menjaga gengsi sebagai tuan rumah. Kedua tim saling obral serangan, memanfaatkan kecepatan akselerasi para winger yang sering melalukan overlapping.
Arema memiliki peluang emas menciptakan gol kedua saat laga memasuki menit ke-68. Aksi solo run Ahmad Amiruddin memaksa penjaga gawang Fery Rotinsulu bergerak meninggalkan sarangnya. Dengan sedikit gocekan, penyerang asal Makassar itu berhasil memperdaya kiper kedua timnas tersebut. Sayang, tembakannya ke arah gawang yang sudah melompong justru melenceng dari sasaran.
Asa pendukung tuan rumah melihat tim pujaannya meraih angka sempurna terbuka tatkala laga berjalan 85 menit. Seiring keputusan wasit yang menunjuk titik putih lantaran menganggap bek Arema, Waluyo menjatuhkan Claudiano Alves yang bergerak tanpa bola di dalam kotak penalti.
Disinilah kedewasaan dan jika kepemimpinan Along benar-benar teruji. Dia mampu meredam emosi pemain Arema saat memprotes keputusan wasit. Along, dengan tenang dan tanpa emosi mencoba berdebat dengan wasit. Namun ketika wasit tak merubah keputusan, Along langsung meminta pemain Arema lainnya menerima kenyataan itu.
Beruntung Kurnia Meiga tampil brilian. tendangan penalti diambil Budi Sudarsono yang ditunjuk sebagai algojo, berhasil ditepis Meiga, sekaligus membuyarkan kemenangan Sriwijaya yang sudah di depan mata.
Dengan cekatan, kiper jangkung asal Jakarta itu mampu membaca pergerakan bola tembakan Budigol yang mengarah ke sudut kanan gawangnya. Pupus sudah peluang Laskar Wong Kito untuk berbalik unggul.
Predikat bintang pun layak disematkan kepada Meiga yang tampil menawan dalam mengawal gawangnya sepanjang pertandingan. Meski jual beli serangan terus terjadi di lima menit tersisa, tak satu gol tambahan sukses dijaringkan kedua kubu. Skor imbang 1-1 tak berubah hingga peluit panjang dibunyikan. (tom/bua/avi)


Susunan Pemain
Sriwijaya: Ferry Rotinsulu (pg) ©; M Ridwan, Thierry Gathusi, Claudiano Alves, Supardi; Mahyadi Panggabean/ Ardiles Rumbiak (84), Dirga Lasut, Ade Suhendra/ Rudi Widodo (61), Arif Suyono; Budi Sudarsono, Rendy Siregar/ Bobby Satria (72).

Arema: Kurnia Meiga (pg); Waluyo, Purwaka Yudi, Leonard Tupamahu/ Achmad Amirudin (51) Benny Wahyudi; Zulkifli Syukur, Ahmad Bustomi, Juan Revi / Sunarto (46); Esteban Guillen, TA Musafri/ Rony Firmansyah (81); Noh Alam Shah ©.



Terimakasih
Read more..

Selasa, 25 Januari 2011

salam satu jiwa








Terimakasih
Read more..

Galeri Musik Arema

Galeri Musik Arema

Pesan dalam CD Dedicated To Arema Indonesia :

Aremania / Aremanita tidak lagi hanya terbatas orang Malang, tetapi siapapun yang Loyal & Simpati kepada perjuangan AREMA, mereka ada dimana - mana, di seluruh Indonesia, penjuru dunia, mereka adalah warga "Kehormatan" Arema karena mereka sudah positif terkena virus perdamaian... Salam Satu Jiwa!!!
Arema voice - Singa Bola (edisi pertama)
Quote:
Code:
http://kaskus.us/f1146b93b836bec4ad075832cd3dab56/Singa-Bola-1-.mp3
Arema VOICE ROCKESTRA - Ongis Nade
Quote:
Code:
http://kaskus.us/dccfac3c0e0f1006d81c2799f2582579/ONGIS-NADE-AREMA-VOICE-ROCKESTRA.mp3
Arema Voice - Tegar (original)
Quote:
Code:
http://kaskus.us/84db4b479c92eb72b682acef2c6038cd/Arema-Voice-Tegar-the-original-song-1-.mp3
Djanoer - Arema
Quote:
Code:
http://kaskus.us/534a4afd5c39ac2121323d6d718cf770/Djanoer-Arema.mp3

Rap Street - Shout Arema

Quote:
Code:
http://kaskus.us/7122fe82e9dcfd45dc2ee2ea0ee86bcf/Rap-Street-Shout-AREMA.mp3
Arema Voice - Kita Disini Arema (Perkusion)
Quote:
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/a8c800b5757df9df361abd257e92cb52/hati-jiwa-raga.mp3
Album baru Arema Voice "MASIH ADA TERANG"
Quote:


Indonesiaku
Code:
http://kaskus.us/f44ae3f47c8ee9b43f6bcec3ffa60cbc/indonesiaku.mp3
spirit of Arema
Code:
http://kaskus.us/7a4375a010f7f8034df9498c220e957b/spirit-of-arema.mp3
Aremanita
Code:
http://kaskus.us/a87ba91c5f05351e13df3b2a25bf3b44/aremanita.mp3
malaikat kecilku
Code:
http://kaskus.us/211dbc03c52772bba14cd185f8f9db99/malaikat-kecilku.mp3
api jiwaku
Code:
http://kaskus.us/28b09165bdcae8544c8d6fef37702d66/api-jiwaku.mp3
selamat jalan
Code:
http://kaskus.us/fbc19b124dd8e8499dddaad7223bcd89/selamat-jalan.mp3
masih ada terang
Code:
http://kaskus.us/a07653cfed4c76a3d70de700f110daff/masih-ada-terang.mp3
kau adalah segalanya
Code:
http://kaskus.us/925255b36d7b3d8267189d43c7d24f07/kau-adalah-segalanya.mp3
lagu cinta damai
Code:
http://kaskus.us/c07c7b580a5e716b8dbf6e0387b34bee/lagu-cinta-damai.mp3
nafas arema
Code:
http://kaskus.us/370954430dce706f32ae3f1940c96089/nafas-arema.mp3
aku
Code:
http://kaskus.us/331c450ac97f2edf6bdd5927a684aa49/aku.mp3
hapus dia dariku
Code:
http://kaskus.us/bf5275e95db49cdf89c0f20d677e229d/hapus-dia-dariku.mp3
getir
Code:
http://kaskus.us/82aa98685ebe7a76715e1a8d0d894a2f/getir.mp3
masih ada waktu
Code:
http://kaskus.us/429e03eb6ae9dae6f5f0438f5b264d9a/masih-ada-waktu.mp3
menang kalah new version
Code:
http://kaskus.us/818e367ec660d8810e6736a40ac8e791/menang-kalah-new-version.mp3
D'kross album 2007

Quote:


bhumi arema
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/2b9b9197e62eeda49dbc051f5ba508e4/Bhumi-Arema-d-Kross-01-Bhumi-Arema.mp3
sore ini kita harus menang
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/c0a07c2c263698b6812dd21992b2d53c/Bhumi-Arema-d-Kross-02-Sore-Ini-Kita-Harus-Menang-.mp3
kami selalu ada
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/af5aa8c60b6c47f83b97b3e2b9a17e63/Bhumi-Arema-d-Kross-03-Kami-Selalu-Ada.mp3
satu jiwa
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/19f6aecfe1db6913600690b1253c5c21/Bhumi-Arema-d-Kross-04-Satu-Jiwa.mp3
malang ke bulan
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/2a43a5c79e1c2f908fe98ffb2b2c0937/Bhumi-Arema-d-Kross-05-Malang-Ke-Bulan-1.mp3
daboribo (damai boleh ribut boleh)
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/fb33042fd033aec05796cdd3e5c2a976/Bhumi-Arema-d-Kross-06-Daburibu-Damai-Boleh-Ribut-Boleh-.mp3
kita
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/30e9a28bf769902f20555fd4ba021a07/Bhumi-Arema-d-Kross-07-Kita.mp3
singo edan
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/91c209db528345661f5dc8d3cec8814a/Bhumi-Arema-d-Kross-08-Singo-Edan.mp3
sore ini - remix
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/2171711e0a5903c48521c705c5315b6e/Bhumi-Arema-d-Kross-09-Sore-Ini-Remix-.mp3
bhumi arema remix
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/8ba82033d0b22dd8f9de5bb2d17bbf69/Bhumi-Arema-d-Kross-10-Bhumi-Arema-Remix-.mp3
APA - Salam Satu Jiwa
Quote:
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/77a18a46e241ca6110ad1153202de99d/APA-Salam-Satu-Jiwa.mp3
Aremania
Quote:
Aremania
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/c2a1ff552295a0df9a618ce5cdeeff7d/aremania.mp3
Kita Disini AREMA
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/81299a4cac8e0d7c10240c1ae80bde0b/kita-disini-AREMA.mp3
Mars Slank (Versi Aremania)
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/4378fccdb1d55631a5e9f5c71e7b3705/mars-Slank-Versi-Aremania..-.mp3
Arema Bondo Duwek
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/fed50beaa99d741dd759e41ddf24f58c/Arema-Bondo-Duwek.mp3
Arema Singo Edan (gubahan lagu Manuk Cucakrowo)
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/60497adbe589fd50ee57aeb98e49a570/Arema-Singo-Edan.mp3
Yoyok [Daker] - Kadit Ayasaker [Juara Tanpa Rekayasa]
Quote:
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/909bdbbbba97f6bfeb05e5953f43b8bb/01.-Kadit-Asayaker-www.www.kaskus.us.mp3
Irfan - Generasi Arema [Arema Licek]
Quote:
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/da4e53da8f5e2681afaf92e298644701/02.-Generasi-Arema-www.www.kaskus.us.mp3
Innersig - Singa Murka (AREMA)
Quote:
Code:
http://ffu139.freefastupload.com/067e345dad606bd72bea99d5075319cd/06-Singa-Murka-AREMA-.mp3
Tambahan Nawak2
Quote:
Originally Posted by bolanghare View Post
http://ffu139.freefastupload.com/a8c...-jiwa-raga.mp3

apa rapper

dengarkan dan resapi lagu ini nawak



Terimakasih
Read more..

Features-Content

Recent Posts