Selasa, 05 April 2011

Kanjuruhan Sepi Penonton Dukungan Aremania Turun

Aremania yang biasanya memadati stadion Kanjurhan sore ini sanga sepi dari suara gemuruh
Babak lanjutan Liga Champions Asia (LCA) grup tiga yang mempertemukan Arema Indonesia versus Shandong Luneng, di Stadion Kanjuruhan Kepanjen Malang, Selasa, (05/04) sepi suporter.

Ribuan Aremania yang biasanya memadati stadion milik Pemerintah Kabupaten Malang ini tidak tampak berjubel. Tribun 8 di bawah skoring board yang biasanya sebelum pertandingan bergemuruh memberikan dukungan bagi pemain Arema, sore ini terlihat sepi tanpa ada yel-yel.

Lebih aprah lagi, ribun 3,4,5, dan 11, serta 12, dan 13 terlihat longgar. Hanya segelintir suporter yang duduk di tribun yang posisinya berada di belakang gawang tersebut. Hanya tribun VIP dan VVIP empat duduk itu yang penuh dengan Aremania

Dengan kondisi ini, menurut salah satu panitia pertandingan, ada kemungkinan Aremania menyiapkan diri untuk memberikan dukungan terhadap Noh Alam Shah dkk, pada laga Arema Indonesia menjamu Persija Jakarta, Minggu, (10/04) mendatang


!!!akan sangat berguna jika kalian mengklik iklan yang kami pasang di blog ini untuk membantu berlangsungnya blogaremaisme!!!silakan berkomentar di fb koment...Terimakasih
Read more..

Minggu, 03 April 2011

Perangi Tiket Palsu

MALANG - Manajemen PT Arema Indonesia terus berupaya mematuhi komitmen untuk memenuhi hak pemain. Solusi yang dijalankan yakni, hasil dari laga Arema Indonesia lawan Persib Bandung pada Jumat (1/4) lalu, diberikan untuk mengangsur gaji pemain yang belum terbayar selama dua bulan.
Namun manajemen mengakui, jumlah yang diperoleh dari pertandingan itu masih belum mencukupi untuk membayar total satu kali gaji.
Meski begitu, komitmen tersebut akan tetap di jalankan, setelah pihak manajemen melalui Asisten Manajer Abriadi Muhara melakukan komunikasi dengan pemain. Manajemen memberikan separuh gaji, dan hal itu bisa dimaklumi pemain.
Abriadi mengungkapkan, total hasil perolehan dari tiketing laga Arema Indonesia vs Persib Bandung sekitar Rp 479 juta, sedangkan total pembayaran gaji pemain sekitar Rp 1.121 miliar perbulan. Bila dibayarkan separuh gaji, dibutuhkan dana sekitar Rp 561 jutaan.
‘’Masih kurang sekitar Rp 90 jutaan. Praktis manajemen masih mencari kekuranganya dengan berhutang. Namun, alhamdulillah, untuk memenuhi separuh gaji satu bulan dapat terpenuhi, pemain sangat memahami kondisi keuangan Arema, dan Senin (hari ini, Red.) separuh gaji tersebut, akan ditransfer di rekening masing-masing pemain,’’ ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Abriadi juga meminta maaf kepada pihak lain, seperti dari pihak keamanan, termasuk Dispenda Pemkab Malang, juga pengelola stadion,yang tentunya terpengaruh dengan kebijakan tersebut. Namun setelah dilakukan komunikasi mereka sangat memahami.
‘’Tapi manajemen Arema tetap berkomitmen untuk memenuhi segala biaya penyelenggaraan. Termasuk pembayaran pajak. Kami hanya meminta dispensasi waktunya,’’ terang asisten manajer Arema itu.
Sementara dalam pertandingan LCA, Selasa besok (5/4), Panpel Arema juga masih tetap memberlakukan kebijakan seluruh total pemasukan dari tiket akan diberikan langsung kepada pemain.
Karena itu, Abriadi sangat berharap agar Aremania dan pecinta bola Malang Raya datang ke Stadion Kanjuruhan. Selain memberikan dukungan kepada Ahmad Bustomi dkk, juga membantu langsung Arema untuk memenuhi hak pemain.
Abriadi juga meminta kepada semua pihak untuk bersama memerangi tiket palsu yang marak beredar. Saat laga Arema Indonesia vs Sriwijaya 27 Maret lalu, ditemukan tiket palsu dengan modus menyambungkan sambungan tiket yang telah disobek. Abriadi meminta kepada petugas keamanan ataupun portir teliti dan seksama melihat tiket tersebut.
Demikian pula, Aremania agar teliti melihat tiket yang dibeli, apalagi ditemukan harga lebih murah dari umumnya. Sebaliknya, bila ditemukan oknum portir atau oknum keamanan yang melakukan tindakan merugikan itu, diminta agar Aremania mendokumentasikan, mencatat namanya, terjadi jam berapa, di pintu masuk mana, segera melapor ke panpel.
‘’Praktik itu sangat merugikan Arema Indonesia, apalagi disaat Arema sangat butuh pemasukan untuk memenuhi sejumlah kebutuhan. Utamanya untuk membayar gaji pemain,’’ selorohnya. (tom/avi)


!!!akan sangat berguna jika kalian mengklik iklan yang kami pasang di blog ini untuk membantu berlangsungnya blogaremaisme!!!silakan berkomentar di fb koment...Terimakasih
Read more..

Jumat, 01 April 2011

Pendapatan Dari Tiket Tak sepadan

Sehari sebelum menjamu Persib Bandung, manajeman PT. Arema Indonesia melalui pengelolah Harian, Abriadi Muhara, berjanji untuk memberikan gaji pemain yang tertunda selama dua bulan terakhir. Gaji rencananya akan dibayarkan satu bulan dulu dari hasil penjualan tiket.

Tapi apa harus dikata, hasil penjualan tiket ternyata tak sesuai dengan harapan,"Dari perhitungan awal kita mendapatkan 590 juta bruto,"jelas Abriadi Muhara.

Untuk membayar gaji pemain manajeman Arema Indonesia harus mampu mengumpulkan uang sebesar 900 jutaan. Jumlah ini belum termasuk membayar fasilitas untuk pemain asing mulai dari sewa mobil, kontrak rumah dan fasilitas lainnya.

Kondisi diperparah dengan munculnya polemik di manajeman Singo Edan antara jajaran direksi de jure dan pengurus de facto. "Kami tidak mau tahu soal itu yang kami tahu gaji kami harus dibayar dan harus ada yang bertanggung jawab, jangan Aremania terus yang menjadi tameng," jelas Zulkifly Syukur, yang berharap pengurus Arema segera mencari solusi dari tertundanya gaji.

Kondisi ini diamini oleh Rendra Kresna, Presiden Arema Indonesia yang juga Bupati Malang. "Semua pengurus harus duduk bersama menyelsaikan masalah dan polemik yang ada khususnya masalah finansial dan keberlangsungan Arema ke depannya, urusan lain sebaiknya ditinggal dulu," jelas Rendra Kresna.

Tiket yang laku pada pertandingan versus Persib pun sebesar 147 lembar tiket VIP, 151 VVIP dan 18 ribuan untuk tiket ekonomi. Menurunnya pendapatan dari tiket yang menurun ditenggarai karena kondisi cuaca di Malang yang kurang bersahabat. Setiap sore terjadi hujan di wilayah Malang yang kemungkinan membuat enggan masyarakat untuk menonton. Apalagi bukan hari libur. Belum lagi pada dua pertandingan terakhir Singo Edan dinilai kurang memuaskan. Mereka kalah dari Jeobuk (LCA) dan seri dari SFC. Hal ini membuat animo penonton berkurang.

Selain itu pihak panpel juga menemukan beberapa indikasi kebocoran, mulai dari tiket palsu (tiket disambung sendiri) maupun ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang memasukan penonton tanpa tiket.

"Masih ada kebocoran, selain itu juga ada penipuan tiket palsu, semestinya mereka sadar bahwa Arema bisa hidup hanya dari tiket, kenapa mereka tega melakukan ini kepada Arema," tambah Abriadi, yang kini tengah memikir solusi untuk membayar gaji pemain yang tertunda sebelum laga LCA. (idr)

!!!akan sangat berguna jika kalian mengklik iklan yang kami pasang di blog ini untuk membantu berlangsungnya blogaremaisme!!!silakan berkomentar di fb koment...Terimakasih
Read more..

Skuad Arema U-21 Belum Gajian Tujuh Bulan

Skuad Arema U-21 Belum Gajian Tujuh Bulan

ANTARA/Ari Bowo Sucipto

TEMPO Interaktif,MALANG — Bukan tim senior Arema Indonesia saja yang mengeluhkan gaji. Skuad Arema U-21 (pemain berusia 21 tahun ke bawah) dan 27 karyawan Arema juga belum menerima gaji.


Seorang pemain mengeluhkan nasib mereka yang sebenarnya lebih menyedihkan dibanding saudara tua mereka. Para pemain belum menerima gaji 7 bulan.

“Tulis saja, Mas, kami tidak gajian tujuh bulan biar manajemen enggak hanya ngurusin senior-senior kami saja. Bukannya kami iri, tapi biar manajemen harus tanggung jawab dan Aremania (suporter Arema) tidak hanya bisa menuntut kami bermain bagus,” kata sang pemain, Jumat (1/4).

Sumber Tempo yang lain menambahkan, total gaji yang harus dibayarkan manajemen sebesar Rp 140 juta lebih. Tiap bulan manajemen harus membayar gaji 24 pemain sebesar Rp 21 juta.

Selain gaji, pemain juga belum menerima seluruh bonus kemenangan selama mereka bertanding di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) U-21. Ada tiga bonus yang berhak mereka terima. Tiap bonus bernilai Rp 12 juta atau total Rp 36 juta.

Dari tiga bonus yang berhak mereka terima, manajemen sudah membayarkan dua bonus sebesar Rp 24 juta. Sisa satu bonus akan segera dicairkan tanpa dipastikan jadwal pemberiannya. Dua bonus itu pun baru dibayar setelah pemain “berunjuk rasa” di kantor Arema di Jalan Sultan Agung 9, Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Rabu (30/3), mulai sekitar pukul 11.00 sampai 14.30 WIB.

“Yang menerima kami Pak Darmaji, Pak Buyung, dan Pak Yunus. Awalnya hanya disanggupi cair bonus satu bulan, tapi kami tolak. Kami marah, makanya kemudian disetujui pencairan dua bonus. Tapi kami diminta tidak ngomong ke media,” kata seorang pemain, seraya menyebut pengurus berinisial Sd sebagai orang melarang mereka mengungkapkan nasib mereka ke pers.

Selain gaji dan bonus, pemain juga menuntut diberikan jatah makan tiga kali dalam sehari, terutama sehabis latihan. Pemain sempat muncul usulan agar manajemen menyediakan mes pemain seperti halnya yang didapat tim senior.

Namun usulan pemberian anggaran makan tidak pernah disetujui walau akhirnya para pemain mengalah dengan meminta diberi jatah makan satu kali dalam sehari. “Padahal, tuntutan kami tidak muluk-muluk. Tapi itu pun tidak dituruti. Malah kami terus dituntut bermain maksimal. Opo sih karepe (apa sih maunya) manajemen, kok tega banget.”

Nasib skuad yunior Arema memang ironis jika mengacu prestasi mereka di kompetisi LSI yunior. Saat ini Gilang Dedik Permadi dan kawan-kawan sudah bertanding enam kali—empat kali menang dan dua kali kalah. Mereka berada di puncak klasemen sementara dengan 12 poin.

Tiga kemenangan diraih di Stadion Kanjuruhan: 2-1 atas Persela Lamongan (Senin, 7/2), 2-1 atas Persijap Jepara (Minggu, 27/2), dan 2-1 atas Pelita Jaya (Minggu, 27/3). Satu kemenangan lagi (1-0) didapat di kandang Persijap, Selasa (22/3). Sedangkan dua kekalahan diderita di kandang Deltras Sidoarjo dan Pelita (Minggu, 13/3). Masing-masing tuan rumah menang 1-2 dan 3-0.

Ironisnya, skuad Arema U-21 sebenarnya sempat menolak berangkat ke kandang Pelita dan Persijap Jepara gara-gara tuntutan hak mereka belum dipenuhi manajemen. Alhasil, sebagai contoh, keberangkatan tim ke Jepara pada Sabtu (19/3) ditunda. Mereka baru berangkat pada pukul 12 malam hari Minggu (20/3) atau dua hari menjelang pertandingan.

Selain gaji pemain Arema U-21, manajemen juga belum melunasi gaji 31 karyawan. Gaji yang belum diterima 31 karyawan bervariasi antara satu sampai dua bulan. Total gaji untuk karyawan Rp 85 juta per bulan.

Karyawan terdiri dari seorang manajer sumber daya manusia dan pengembangan, seorang manajer hukum, seorang manajer media officer, seorang staf media officer, dua personel keuangan, dua personel keadministrasian, seorang asisten manajer Arema U-21, seorang masseur Arema U-21, seorang ball boy U-21, tiga pelatih Akademi Arema, tiga tenaga keamanan, dua tukang masak, dua petugas kebersihan, dua masseur tim Arema senior, dua ball boy tim Arema senior, seorang supir, tiga tenaga urusan umum, sekretaris tim Arema senior, dan seorang dokter.

Sumber Tempo dari kalangan karyawan menyebutkan, selain gaji, mereka pun belum menerima bonus juara LSI 2009-2010 dan bonus juara kedua (runner up) Piala Indonesia 2010. Bonus juara LSI yang jadi hak karyawan Rp 85 juta. Sedangkan bonus juara kedua Piala Indonesia untuk tim dan karyawan Rp 500 juta.

Itu masih ditambah match fee Rp 25 juta untuk staf pendukung (supporting staff) di Piala Indonesia saat Arema menggasak Persik Kediri 4-0 dalam babak semifinal yang digelar di Stadion Gelora Putra Sidoarjo, 27 Juli 2010.

“Mbok kami juga diperhatikan oleh manajemen dan media. Media jangan hanya menulis gaji pemain. Mbok sekali-kali nasib kami diperhatikan dan diperjuangkan,” kata seorang karyawan.

Pelaksana Harian PT Arema Indonesia merangkap manajer tim, Abriadi Muhara, mengatakan gaji pemain U-21 yang belum dibayar di atas lima bulan. “Pasti kami selesaikan, tapi kami butuh waktu untuk menyelesaikannya satu per satu karena banyak kali masalahnya,” kata Abriadi kepada Tempo.

Manajemen tetap memperhatikan, bertanggung jawab dan berkomitmen untuk memenuhi hak-hak pemain U-21 dan karyawan. Seluruh masalah yang ditanggung keluarga besar Arema akan dibicarakan dalam rapat besar yang melibatkan semua pemangku kepentingan Arema, terutama dari yayasan dan direksi.

Ia telah mendapat konfirmasi dari petinggi-petinggi Arema bahwa pertemuan besar itu akan diadakan dalam waktu seminggu ke depan. “Di pertemuan itu semua masalah akan dibahas dan diselesaikan,” kata dia.


!!!akan sangat berguna jika kalian mengklik iklan yang kami pasang di blog ini untuk membantu berlangsungnya blogaremaisme!!!silakan berkomentar di fb koment...Terimakasih
Read more..

Features-Content

Recent Posts