WAMENA-Tim Singo Edan Arema, pagi ini dijadwalkan akan terbang ke Wamena dari Bandara Sentani, Jayapura. Menurut rencana, kehadiran Noh Alam Shah di Lembah Baliem tersebut akan disambut secara istimewa Aremania Wamena.
Bahkan sejak beberapa hari sebelumnya, Aremania Wamena telah mempersiapkan penyambutan dengan melakukan koordinasi dengan supporter tim tuan rumah.
‘’Kami akan menyambut tim Arema dari Bandara Wamena sekitar 100 Aremania yang berada di Wamena. Jumlah Aremania Wamena sangat banyak sekitar 200 orang,’’ kata Slamet, salah seorang Aremania Wamena asal Lawang, kepada Malang Post, kemarin siang.
Dalam penyambutan tersebut, perwakilan Aremania Wamena akan menyambutnya dengan pengalungan bunga terhadap pelatih Miroslav Janu. Begitupula dengan para pemain Arema, akan disambut dengan yel-yel lagu-lagu Arema.
‘’Meski Arema baru saja menelan kekalahan dari Persipura, kami tetap akan memberikan sambutan dengan baik. Bagaimanapun, para pemain telah membawa nama Malang. Selain itu kami ingin memberikan contoh terhadap rekan-rekan dimana saja. Kami yang berada di ujung timur di pedalaman pun memberikan sambutan terhadap tim Arema,’’ tegas pria yang sehari-hari sebagai sopir angkutan di Wamena ini.
Tidak hanya sampai disitu, masih di Bandara Wamena, para pemain akan diajak ke ruang VIP yang telah disediahkan berbagai hidangan. Termasuk bakso khas Malang.
‘’Ibu-ibu sejak tadi (kemarin.Red) sudah mulai masak untuk tim Arema. Kami semua Arema yang ada di Wamena urunan. Dari uang urunan tersebut sebagian kami belikan seekor sapi yang tak terlalu besar. Harganya Rp 3,7 juta dan ongkos angkutnya Rp 400 ribu karena kami membeli di pedalaman Wamena. Sapi tersebut telah kami sembelih dan kami masak untuk rombongan Arema,’’ terangnya penuh bangga.
Sebelum jamuan makan akan terlebih dahulu dilakukan penyambutan oleh mantan caretaker Bupati Lani Jaya, Pribadi yang juga asli Malang.
‘’Pak Pribadi nanti akan nonton pertandingan antara Persiwa melawan Arema. Setelah pertandingan akan terbang ke Jakarta menemui bapak Presiden SBY karena akan pensiun. Pak Pribadi ini merupakan orang Malang yang paling lama di Wamena, yakni 32 tahun,’’ jelasnya.
Setelah makan bareng dengan pemain dan Aremania Wamena, dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh salah seorang ustat di Wamena.
‘’Kami akan mendoakan tim Arema agar lancar dalam segala hal. Semoga perjalanan hingga tampil di AFC nanti diberi kemudahan. Kami di Wamena tidak menuntut apa-apa, main bagus saja kami sudah senang. Syukur-syukur kalau bisa menang,’’ harapnya.
Seusai pembacaan doa, rombongan tim Singo Edan akan dikawal dengan konvoi mulai dari Bandara Wamena menuju Hotel Baliem, tempat tim menginap. Meski jarak tempuh antara bandara dengan hotel hanya sekitar sepuluh menit saja.
‘’Setelah itu biar pemain istirahat untuk persiapan pertandingan melawan Persiwa,’’ tandasnya.
Masih menurut Slamet, pada hari H pertandingan yakni Kamis (10/3), semua warga Malang yang ada di Wamena diwajibkan mengenakan atribut Aremania, seperti kaus maupun syal. Baik mereka yang bekerja sebagai pedagang di pasar, sopir angkutan, pekerja proyek, asalkan Aremania akan menggunakan kaus Arema.
‘’Hukumnya wajib menggunakan atribut Arema pada hari Kamis saat pertandingan. Hanya saja, pada saat nonton di stadion, atribut tersebut tidak boleh digunakan lagi. Kita menjaga terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Aremania yang masuk stadion mengenakan pita biru dilengannya dan berbaur dengan supporter tuan rumah,’’ jelasnya.
Menurutnya, untuk ibu-ibu warga Malang akan nonton di tribun VIP, sedangkan yang laki-laki di tribun ekonomi.
‘’Kami sudah koordinasi dengan panpel Persiwa. Sehari sebelum pertandingan kita sudah mendapatkan 200 tiket untuk Aremania,’’ katanya.
Slamet sendiri di Wamena merupakan tokoh Aremania. Sedangkan ketuanya dijabat Yudha asal Jalan Prigen, Kota Malang. Tokoh Aremania lainnya di Wamena seperti Nawir (Tumpang), Bu Yati yang sehari-hari sebagai Kowad asal Wajak, Kabupaten Malang. (jon)
0 komentar:
Posting Komentar