Senin, 28 Maret 2011

Cium Aroma LPI

MALANG -Persoalan dualisme hak suara Arema di Kongres PSSI, di Pekanbaru, Sabtu (26/3) kemarin terus berlanjut. Bahkan kini menjurus pada konflik internal pengurus Arema yang sejak beberapa waktu lalu sudah tak harmonis lagi.
Terbukti dinonaktifkannya Direktur PT Arema Indonesia, Siti Nurzanah yang saat itu disebut-sebut terlibat ikut mendaftarkan Arema gabung Liga Primer Indonesia (LPI). Meski Nurzanah sendiri mengaku tak pernah mendapat surat keputusan non aktif.
Termasuk Direktur Utama PT Arema Indonesia, Muhammad Nur akhirnya juga ‘diasingkan’ dari posisinya tersebut. Itu terkait dengan keterlibatannya dengan pihak LPI yang sempat mengklaim telah melakukan akuisisi tim Singo Edan.
Apalagi bukti-bukti berupa foto keterlibatan HM Nur dalam kegiatan LPI, sudah beredar luas. Bahkan sumber lain menyebut, HM Nur juga yang mendaftarkan Arema ikut dalam LPI.
Praktis, sejak bulan Oktober 2010 lalu, PT Arema Indonesia dikendalikan Abriadi Muhara selaku Pelaksana Harian. Sedangkan HM Nur dan Siti Nurzanah sudah tak pernah beraktifitas atau ngantor di sekretariat Arema seperti sebelumnya.

Namun mendadak keduanya muncul di acara Kongres PSSI dengan mengatas namakan perwakilan Arema. Sedangkan undangan untuk Arema diajukan kepada Presiden Klub Arema, Rendra Kresna yang selama ini memimpin Arema.
Rendra pun membanarkan bahwa undangan dari PSSI ditujukan kepadanya. Meski undangan itu akhirnya dimandatkan kepada pelaksana harian PT Arema Indonesia dalam hal ini Abriadi Muhara, lantaran Rendra berhalangan untuk datang.
Untuk itu, Abriadi yang hadir dalam acara Kongres tersebut dibuat heran dengan kehadiran HM Nur dan Siti Nurzanah. Khususnya dengan kedatangan HM Nur dan Siti Nurzanah yang didampingi orang-orang yang selama ini berseberangan dengan PSSI.
’’Saya lihat mereka (HM Nur dan Nurzanah) diantar orang-orang yang selama ini berseberangan dengan PSSI. Orang-orang itulah yang menemani mereka di Kongres itu,’’ ungkap Abriadi mencium aroma LPI dibalik ‘keberanian’ HM Nur dan Nurzanah.
’’Sekarang buat apa mereka ngotot-ngotot kalau tidak mau mengarahkan Arema ke kubunya Arifin Panigoro,’’ sambung pria asal Makassar yang juga Ketua Panpel Arema ini kepada Malang Post, kemarin sore.
Terlepas Kongres PSSI itu berakhir ricuh, menyusul ‘kudeta’ pihak-pihak yang merasa punya hak suara namun tak bisa ikut Kongres, konflik internal pengurus ini bisa mengancam keberlanjutan tim Arema ke depan.
Maklum, HM Nur meski sudah lama tak muncul, dirinya bersikukuh masih resmi sebagai Direktur PT Arema Indonesia. Mantan Sekda Kota Malang ini juga sekaligus sebagai Ketua Yayasan Arema, sesuai dengan akte notaris.
Secara de jure, HM Nur memang masih sebagai Ketua Yayasan, meski kepengurusan Yayasan Arema sebenarnya sudah vakum. Khususnya dengan mundurnya Sekretaris Yayasan Arema, Mujiono Mujito dan Bendahara Yayasan, Rendra Kresna.
Rendra tak lagi bisa menjabat sebagai Bendahara Yayasan terkait posisinya sebagai Bupati Malang. Namun mantan Wakil Bupati Malang ini oleh Yayasan telah diangkat sebagai President Klub Arema.
‘’Persoalan di kepengurusan Arema ini menjadi PR (Pekerjaan Rumah) untuk kita, terutama setelah dari kongres PSSI di Pekanbaru kemarin. Saya ingin semua pihak bisa duduk satu meja untuk mambahas masalah ini,’’ ungkap Rendra kepada Malang Post.
‘’Kita tidak mau saat Arema kesulitan cari uang semuanya lari. Tapi begitu bicara soal hak suara, lalu ngaku-ngaku Arema. Kita harap Pembina Yayasan, Pengurus Yayasan dan Direksi bisa duduk satu meja,’’ sambungnya.
Rendra menjadwalkan minggu depan untuk bisa duduk satu meja dengan semua pengurus Arema tersebut. Kemungkinan tak hanya membahas persoalan internal pengurus, namun juga menyangkut krisis keuangan di Arema selama ini.
Sayangnya, lagi-lagi Malang Post kesulitan melakukan klarifikasi kepada HM Nur. Baik melalui ponsel maupun datang langsung ke rumah di kawasan Dieng. (bua/avi)


!!!akan sangat berguna jika kalian mengklik iklan yang kami pasang di blog ini untuk membantu berlangsungnya blogaremaisme!!!silakan berkomentar di fb koment...Terimakasih

0 komentar:

Posting Komentar