Minggu, 27 Maret 2011

Arema Terimbas Kisruh Kongres

MALANG – Kisruh dalam Kongres PSSI untuk memilih Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP), tampaknya juga menjalar ke Arema.
Betapa tidak, di arena kongres di Hotel Primiere Pekanbaru, ternyata ada dua kubu yang menjadi wakil Arema. Kubu pertama diwakili Pelaksana Harian, Abriadi Muhara, yang datang dengan membawa undangan resmi PSSI.
Kubu kedua, diisi HM Nur dan Siti Nurjanah. Menariknya, Nur dan Siti Nurjanah tidak membawa undangan.
Tapi keduanya bermodal akte notaris yang masih tercantum nama HM Nur sebagai Ketua Yayasan PS Arema. Termasuk Siti Nurjanah sebagai Direktur PT Arema Indonesia.
Kedua orang yang sudah lama tak aktif di Arema itu, ngotot mewakili Arema. Menariknya, HM Nur dan Siti Nurjanah dibackup penuh oleh Komisi Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) dan puluhan orang berbadan tegap dan berambut cepak.
Bahkan akibat desakan keduanya dan pressure yang dilakukan ’suporter’ HM Nur, bagian registrasi pendaftaran sempat mencatat keduanya sebagai wakil Arema. Tetapi setelah Abriadi menunjukkan undangan resmi, nama HM Nur dan Siti Nurjanah kembali dicoret dan digantikan Abriadi.
Bukan itu saja, Abriadi yang merasa mendapat mandat dari Arema, sempat beradu mulut dengan ’suporter’ HM Nur dan Siti Nurjanah. Beruntung ketegangan itu tidak sampai berlanjut lebih parah lagi.
Dikonfirmasi kondisi tersebut, Abriadi membenarkan. Menurut dia, kehadirannya di kongres benar-benar atas nama Arema. Apalagi dia sudah membawa mandat dari Presiden Arema, Rendra Kresna.
’’Undangan PSSI sudah jelas. Ditujukan kepada Presiden Arema, Rendra Kresna. Saya datang membawa mandat beliau, lengkap dengan surat mandat. Karena itu, saya diizinkan masuk ke arena kongres,’’ ujar Abriadi.
Yang dia sesalkan adalah sikap HM Nur dan Siti Nurjanah, yang datang atas nama Arema. Padahal, kata dia, keduanya sudah tidak aktif lagi sejak Oktober 2010 lalu. Sejak itu, keduanya tidak pernah terlibat dalam aktivitas Arema.
’’Kalau mereka mengaku-aku menjadi wakil Arema, justru patut dipertanyakan. Kemana saja mereka selama ini. Mereka tidak pernah muncul ketika kita sedang ada masalah. Jangankan membantu, muncul saja tidak pernah,’’ tegas Abriadi.
Padahal, selama ini pengurus Arema lainnya berusaha untuk menghubungi HM Nur. Kenyataannya, mantan Sekkota Malang itu seperti hilang ditelan bumi.
’’Tiba-tiba saja keduanya muncul membawa nama Arema. Sementara saat dibutuhkan, keduanya tak pernah muncul. Lebih parah lagi, keduanya seperti dibackup penuh oleh orang seberang,’’ kata Abriadi tanpa mau menjelaskan arti ’orang seberang’ tersebut.
Disinggung soal status HM Nur dan Siti Nurjanah itu sendiri, Abriadi mengaku, secara de jure, keduanya memang masih tercantum dalam akte notaris terkait Yayasan Arema. Tetapi secara de facto, keduanya sudah non aktif.
’’Soal status resmi mereka berdua, biar Yayasan yang menyelesaikan. Saya hanya ditugaskan untuk menjadi pelaksana harian. Saya tidak berkompeten menjawab soal status mereka. Yang bisa saya jawab, keduanya sudah tidak aktif lagi di Arema sejak Oktober 2010,’’ tegas pria asal Makassar ini.
Sayangnya, ketika Malang Post mencoba konfirmasi kepada HM Nur maupun Siti Nurjanah, tidak mendapatkan jawaban. Baik melalui telepon maupun sms, keduanya tidak memberikan respon. (bua/avi)


!!!akan sangat berguna jika kalian mengklik iklan yang kami pasang di blog ini untuk membantu berlangsungnya blogaremaisme!!!silakan berkomentar di fb koment...Terimakasih

0 komentar:

Posting Komentar