Senin, 11 Juli 2011

Krisis Kepercayaan

MALANG- Persoalan internal Arema yang tak kunjung ada kejelasan solusinya ini, tampaknya membuat Aremania jenuh. Maklum, harapan Aremania agar pengurus segera menyelesaikan persoalan yang ada belum juga ada titik temu.
Masing-masing pihak merasa punya hak untuk mengelola tim Arema. Sementara peluang duduk satu meja untuk membahas kemungkinan solusi terbaik demi Arema belum juga menemui hasil positif.
Aremania pun bosan dan rupanya sulit untuk percaya dengan pengurus yang ada saat ini bisa menyelesaikan persoalan yang ada. Sekalipun ada rencana untuk duduk satu meja, dianggap belum bisa menyelesaikan permasalahan.
“Itu (duduk satu meja, Red) seharusnya mulai awal ada gonjang-ganjing pemain tidak ada pembayaran tiga bulan, waktu saya bawa materai Rp 6 ribu, Aremania berkumpul di mess pemain,” terang Kacong, Aremania korwil Palem.
“Para sesepuh yang merasa duduk di Yayasan harusnya merapatkan kondisi Arema. Ya, saya sebagai supporter saat itu kecewa, karena pengurus kurang tanggap pada punggawa Arema. Untuk saat ini kami sebagai Aremania sudah krisis kepercayaan,” sambungnya.
Sepanjang musim kompetisi Indonesia Super League 2010/2011 kemarin, tim Arema memang tak lepas dari persoalan internal pengurus Arema. Sehingga berujung pada ‘perpecahan’ pengurus, dan akhirnya kini benar-benar membuat tim Arema diambang dualisme kepengurusan.
Satu pihak Rendra Kresna sebagai Pembina Yayasan Arema merasa memiliki legalitas Yayasan Arema yang sah. Pihak lain, Muhammad Nur yang telah diberhentikan dari posisi Ketua Yayasan Arema menggandeng Eddy Rumpoko untuk sebagai Ketua Pembina Yayasan Arema.
“Waktu pertemuan dengan Mas Eddy Rumpoko di rumah makan Ringin Asri beberapa waktu lalu, saat tatap muka saya katakan pada beliaunya agar jangan sampai dimanfaatkan,” terang Kacong menyikapi kondisi Arema.
Sementara itu, Tembel alias Ponidi, Aremania korwil Stasiun ini mengaku Aremanai sudah sejak lama mengingingkna manajemen Arema bisa duduk satu meja. Khususnya membahas dan mencari solusi untuk semua persoalan tim Arema sepanjang satu musim kemarin.
“Aremania sejak dulu sebelum ada konflik seperti ini sudah pernah meminta seluruh manajemen Arema duduk satu meja, guna menyelesaikan permasalahan, tapi tidak pernah terealisasi,” terang Tembel, kemarin sore.
“Kalau sekarang aku ditanyai soal mau ada rencana duduk satu meja antara Pak Rendra dan Pak Eddy, itu tergantung Pak rendra-nya, karena kapasitas aku bukan tokoh dan bukan dedengkot atau pemimpin Aremania,” yakin pria yang juga ketua asongan stasiun ini. (bua)

0 komentar:

Posting Komentar