Kamis, 14 Juli 2011

Arema Persema Akan Digabung????

Wacana Kompetisi Rekonsiliatif ISL-LPI
MALANG-Sukses Djohar Arifin Husin sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 masih menyisakan pertanyaan besar untuk format kompetisi musim depan. Maklum, keberadaan Djohar diketahui dekat dengan penggagas kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI).
Sedangkan kompetisi tertinggi hasil produk PSSI selama ini adalah Indonesia Super League (ISL). Untuk itu, jelang kompetisi musim depan, muncul wacana untuk kemungkinan mengakomodir dua kompetisi tersebut dalam satu kompetisi baru.
Adalah Komisaris Persebaya 1927 yang sekaligus salah satu penggagas LPI, Saleh Ismail Mukadar mengaku proses penggabungan dua kompetisi tersebut dalam pembahasan PSSI. Targetnya, bulan Oktober ini, liga baru tersebut dimulai.
Untuk peluang penggabungan dua kompetisi tersebut, Saleh pun memunculkan wacana melebur dua klub ISL dan LPI yang berada di satu daerah. Sebut saja seperti Persipura Jayapura dilebur dengan Cendrawasih FC.
Semen Padang dengan Kabau Padang, Jakarta FC dengan Persija, Batavia Union dengan Persitara, Persib dengan Bandung FC, PSB dengan Bogoraya, dan tentunya Arema dan Persema yang sama-sama berada di Malang.
“Kalau wacananya kompetisi baru, sebaiknya Arema gak ikutan dengan kompetisi baru itu, karena Arema sudah bermain di kompetisi ISL,” komentar Pelaksana Harian PT Arema Indonesia Abriadi Muhara, perihal kemungkinan adanya kompetisi baru.
Meski juga tidak menutup kemungkinan PSSI dibawah pimpinan Djohar benar-benar bakal melebur dua kompetisi itu. Menyusul Ketua Umum PSSI yang mantan pemain dan wasit itu berada dibawah bayang-bayang Arifin Panigoro.
“Harapan saya sepakbola kita makin disegani di level internasional dengan membawa misi kepengurusan PSSI rekonsiliatif, begitupun harapan saya terhadap internal Yayasan Arema,” sebut Abriadi, kemarin sore.
Sedangkan menurut Manajer Media Officer Arema, Sudarmaji, kemungkinan untuk dilakukan merger bukan sebuah solusi alternatif. Meski keputusan semuanya tergantung pada Aremania sebagai stakeholder terbesar di Arema selama ini.
“Seperti yang kami sampaikan, Arema memiliki stake holder terbesar yakni Aremania, karena itu Aremania harus diajak bicara dan keputusan apapun dari Aremania harus dihargai, demi merangkul semua kepentingan,” terang Sudarmaji.
Mantan wartawan ini khawatir, model kompetisi baru yang bergulir nantinya justru mengurangi kualitas penilaian AFC (Asia Football Confederation). Menyusul menurutnya, kompetisi yang ada sekarang sebenarnya sudah cukup bagus.
“terbukti kita mampu mengirim juara ISL di laga LCA dan runner up serta juara tiga di AFC Cup. Kecuali ada jaminan kualitas kompetisi makin ditingkatkan dan wakil kita di LCA dan AFC bisa bertambah,” sebut Darmaji.
Harapannya, PSSI lebih bijaksana dengan mengundang klub-klub untuk membicarakan soal model kompetisi ini agar kualitasnya tidak menurun. Lantaran kedepan, tuntutan sepakbola sebagai sebuah industri sudah tak bisa ditawar lagi.
“Maka yang perlu dikedepankan bagaimana PSSI meminta kepada pemerintah agar membuka selebar-lebarnya investasi di industri bola, serta memberikan akses infrastruktur. Karena itu, merger bukan solusi alternatif, tapi justru mematikan industri bola,” jelasnya.
Diakuinya, saat ini yang terpenting adalah melakukan konsolidasi dengan klub-klub, termasuk menampung segala kosep modern yang ditawarkan kalangan stake holder. “Arema justru sejak lahir dikelola secara mandiri dan modern. Namun sekali lagi karena stake holder terbesar adalah Aremania, maka sudah saatnya keputusan sepenuhnya ditangan Aremania,” pungkas Darmaji. (bua)

0 komentar:

Posting Komentar