Sabtu, 16 Juli 2011

Butuh Konsultasi AFC tentang Peluang Merger ISL-LPI


Peluang Merger ISL-LPI
MALANG-Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin telah memberi sinyal untuk mempertahankan kompetisi Liga Primer Indonesia. Atau paling tidak, Djohar bakal merangkul dan memberi tempat untuk kompetisi yang digagas Arifin Panigoro itu.
Meski demikian, pria kelahiran Tanjung Pura, 13 September 1950 lalu itu tampaknya juga tak akan ‘membunuh’ kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang sudah bergulir sejak tahun 2008 lalu ini.
Sehingga muncul wacana untuk merger atau melebur kompetisi ISL dan LPI menjadi satu dalam kompetisi untuk musim depan. Kabarnya, saat ini PSSI tengah menggodok konsep untuk kompetisi yang baru tersebut.
Meski menurut mantan Direktur Utama PT Liga Indonesia, Andi Darussalam Tabusalla, proses peleburan itu perlu untuk dipikirkan secara matang. Menyusol kompetisi professional, menurutnya tak hanya persoalan memiliki uang.
“Saya belum lihat proposalnya untuk merger dua kompetisi itu, dan itu harus dipikirkan yang matang,” ungkap Andi Darussalam saat dikonfirmasi Malang Post, kemarin sore perihal adanya wacana peleburan ISL dan LPI ini.
“Profesional bukan hanya punya uang, tapi kita harus menyesuaikan dengan aturan AFC (Federasi Sepakbola Asia, Red) dan FIFA (Federasi Sepakbola Dunia, Red). Sebaiknya konsultasikan ke Profesional League Comitte di AFC,” sambung.
Pria yang akrab disapa ADS ini memberi sinyal, proses untuk peleburan dua kompetisi yang sama-sama mengklaim professional tersebut tidaklah mudah. Sekalipun Ketua Umum PSSI saat ini condong untuk mengakomodir keduanya.
Perihal kemungkinan untuk dilebur, maka dari sisa 15 klub ISL berpeluang untuk digabung dengan 18 klub LPI. Seperti yang diwacanakan Komisaris Persebaya 1927, Saleh Mukadar untuk klub ISL dan LPI di satu daerah bisa dilebur.
Sayang, khusus untuk di Malang, peluang untuk Arema dan Persema melakukan merger sulit terwujud. Kedua tim memiliki histori yang berbeda, khususnya dibandingkan klub-klub LPI yang kebanyakan baru saja terbentuk.
Tak hanya Arema dan Persema sendiri yang memastikan tak ada peluang untuk merger, Aremania pun menolak tegas. “Kalau aku tidak setuju ada merger itu, yang harus dilebur itu persebaya 1927 dan Persebaya Divisi utama. Semesatinya dipikir dulu sebelum buat wacana ke public,” ungkap Tembel, Aremania korwil Stasiun. (bua)

0 komentar:

Posting Komentar