Rabu, 26 Januari 2011

Harusnya Menang

PALEMBANG-Arema dan Sriwijaya FC sama-sama gagal memetik kemenangan dalam pertandingan lanjutan kompetisi Indonesia Super League 2010/2011 di Stadion Jakabaring, Palembang, kemarin sore. Padahal kedua tim memiliki peluang yang sama untuk raih tiga poin.
Baik Arema maupun SFC memiliki satu peluang emas yang harusnya bisa berbuah gol. Peluang Arema dari kaki Ahmad Amirudin yang sudah berdiri bebas menit 69, gagal menjebol gawang SFC. Sedangkan peluang tuan rumah lewat eksekusi tendangan penalti Budi Sudarsono yang berhasil ditepis Kurnia Meiga di menit-menit akhir babak kedua.
“Babak pertama permainan Arema kurang berkembang karena kita memang tidak ada pemain yang melakukan kreasi serangan. Tapi babak kedua dengan masuknya Sunarto dan Amirudin, permainan kita bisa lebih bagus. Kalau peluang Amirudin jadi gol dan skor 2-1, kita bisa menang,” sebut pelatih Arema, Miroslav Janu.
Pelatih asal Republik Ceko ini sendiri tidak habis pikir dengan keputusan wasit Mardi yang memberi hadiah penalti pada tuan rumah SFC. Beruntung Meiga tampil gemilang mengamankan gawang Arema, sehingga Arema bisa kembali membawa pulang satu poin dari Palembang.
“Saya ucapkan terima kasih kepada pemain, mental pemain bagus dan mereka mau kerja keras. Satu poin ini sudah bagus, dengan kondisi kita sebenarnya kelelahan, tidak apa-apa, kita sudah coba maksimal. Seri sudah cukup, meski kita harusnya bisa menang,” yakin Miro mengaku pada babak kedua timnya memiliki dua peluang bagus.
Sementara itu pelatih Sriwijaya FC, Ivan Kolev mengaku kecewa dengan hasil yang diraih timnya. Maklum saja, kemenangan yang sudah berada di depan mata harus melayang setelah Budi Sudarsono gagal mengeksekusi hadiah penalti pada menit 88, setelah tendangannya berhasil ditepis Meiga.
“Ya, kita kecewa dengan hasil pertandingan sore ini, apalagi kita dapat penalti yang gagal jadi gol. Tapi saya tisak bisa keluhkan pemain, saya tidak bisa marah pada Budi, karena pemain terbaik dunia pun bisa gagal melakukan eksekusi penalti,” ungkap Kolev usai pertandingan.
Meski kecewa, pelatih asal Bulgaria ini mengaku tetap puas dengan penampilan pemainnya yang sudah kerja keras. Apalagi dalam kondisi komposisi tim yang tak bisa tampil full team. Berikutnya, Kolev menyayangkan upayanya untuk meminjam Okto Maniani dari Timnas tak membuahkan hasil.
“Kenapa kita sulit untuk bisa tampil full team, ada saja pemain yang absen, bisa empat, lima, enam atau tujuh pemain absen. Kita sulit untuk bisa mengembangkan kerjasama yang bagus, kalau formasi pemain selalu berganti. Seperti saat kita kehilangan Ponaryo dan Firman, permainan berubah,” jelasnya.
“Gaya permainan kita berbeda, itu yang buat kita susah, apalagi dengan waktu yang mepet untuk mempersiapkan tim. Saya juga tidak mengerti, kenapa saat Arema bisa pinjam Kurnia Meiga dari Timnas, kita tidak bisa pinjam Okto. Kita kirim tiga pemain demi Timnas, tapi saat pinjam satu saja tidak boleh,” sambung Kolev. (bua/jon)


Terimakasih

0 komentar:

Posting Komentar