Jumat, 01 April 2011

Skuad Arema U-21 Belum Gajian Tujuh Bulan

Skuad Arema U-21 Belum Gajian Tujuh Bulan

ANTARA/Ari Bowo Sucipto

TEMPO Interaktif,MALANG — Bukan tim senior Arema Indonesia saja yang mengeluhkan gaji. Skuad Arema U-21 (pemain berusia 21 tahun ke bawah) dan 27 karyawan Arema juga belum menerima gaji.


Seorang pemain mengeluhkan nasib mereka yang sebenarnya lebih menyedihkan dibanding saudara tua mereka. Para pemain belum menerima gaji 7 bulan.

“Tulis saja, Mas, kami tidak gajian tujuh bulan biar manajemen enggak hanya ngurusin senior-senior kami saja. Bukannya kami iri, tapi biar manajemen harus tanggung jawab dan Aremania (suporter Arema) tidak hanya bisa menuntut kami bermain bagus,” kata sang pemain, Jumat (1/4).

Sumber Tempo yang lain menambahkan, total gaji yang harus dibayarkan manajemen sebesar Rp 140 juta lebih. Tiap bulan manajemen harus membayar gaji 24 pemain sebesar Rp 21 juta.

Selain gaji, pemain juga belum menerima seluruh bonus kemenangan selama mereka bertanding di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) U-21. Ada tiga bonus yang berhak mereka terima. Tiap bonus bernilai Rp 12 juta atau total Rp 36 juta.

Dari tiga bonus yang berhak mereka terima, manajemen sudah membayarkan dua bonus sebesar Rp 24 juta. Sisa satu bonus akan segera dicairkan tanpa dipastikan jadwal pemberiannya. Dua bonus itu pun baru dibayar setelah pemain “berunjuk rasa” di kantor Arema di Jalan Sultan Agung 9, Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Rabu (30/3), mulai sekitar pukul 11.00 sampai 14.30 WIB.

“Yang menerima kami Pak Darmaji, Pak Buyung, dan Pak Yunus. Awalnya hanya disanggupi cair bonus satu bulan, tapi kami tolak. Kami marah, makanya kemudian disetujui pencairan dua bonus. Tapi kami diminta tidak ngomong ke media,” kata seorang pemain, seraya menyebut pengurus berinisial Sd sebagai orang melarang mereka mengungkapkan nasib mereka ke pers.

Selain gaji dan bonus, pemain juga menuntut diberikan jatah makan tiga kali dalam sehari, terutama sehabis latihan. Pemain sempat muncul usulan agar manajemen menyediakan mes pemain seperti halnya yang didapat tim senior.

Namun usulan pemberian anggaran makan tidak pernah disetujui walau akhirnya para pemain mengalah dengan meminta diberi jatah makan satu kali dalam sehari. “Padahal, tuntutan kami tidak muluk-muluk. Tapi itu pun tidak dituruti. Malah kami terus dituntut bermain maksimal. Opo sih karepe (apa sih maunya) manajemen, kok tega banget.”

Nasib skuad yunior Arema memang ironis jika mengacu prestasi mereka di kompetisi LSI yunior. Saat ini Gilang Dedik Permadi dan kawan-kawan sudah bertanding enam kali—empat kali menang dan dua kali kalah. Mereka berada di puncak klasemen sementara dengan 12 poin.

Tiga kemenangan diraih di Stadion Kanjuruhan: 2-1 atas Persela Lamongan (Senin, 7/2), 2-1 atas Persijap Jepara (Minggu, 27/2), dan 2-1 atas Pelita Jaya (Minggu, 27/3). Satu kemenangan lagi (1-0) didapat di kandang Persijap, Selasa (22/3). Sedangkan dua kekalahan diderita di kandang Deltras Sidoarjo dan Pelita (Minggu, 13/3). Masing-masing tuan rumah menang 1-2 dan 3-0.

Ironisnya, skuad Arema U-21 sebenarnya sempat menolak berangkat ke kandang Pelita dan Persijap Jepara gara-gara tuntutan hak mereka belum dipenuhi manajemen. Alhasil, sebagai contoh, keberangkatan tim ke Jepara pada Sabtu (19/3) ditunda. Mereka baru berangkat pada pukul 12 malam hari Minggu (20/3) atau dua hari menjelang pertandingan.

Selain gaji pemain Arema U-21, manajemen juga belum melunasi gaji 31 karyawan. Gaji yang belum diterima 31 karyawan bervariasi antara satu sampai dua bulan. Total gaji untuk karyawan Rp 85 juta per bulan.

Karyawan terdiri dari seorang manajer sumber daya manusia dan pengembangan, seorang manajer hukum, seorang manajer media officer, seorang staf media officer, dua personel keuangan, dua personel keadministrasian, seorang asisten manajer Arema U-21, seorang masseur Arema U-21, seorang ball boy U-21, tiga pelatih Akademi Arema, tiga tenaga keamanan, dua tukang masak, dua petugas kebersihan, dua masseur tim Arema senior, dua ball boy tim Arema senior, seorang supir, tiga tenaga urusan umum, sekretaris tim Arema senior, dan seorang dokter.

Sumber Tempo dari kalangan karyawan menyebutkan, selain gaji, mereka pun belum menerima bonus juara LSI 2009-2010 dan bonus juara kedua (runner up) Piala Indonesia 2010. Bonus juara LSI yang jadi hak karyawan Rp 85 juta. Sedangkan bonus juara kedua Piala Indonesia untuk tim dan karyawan Rp 500 juta.

Itu masih ditambah match fee Rp 25 juta untuk staf pendukung (supporting staff) di Piala Indonesia saat Arema menggasak Persik Kediri 4-0 dalam babak semifinal yang digelar di Stadion Gelora Putra Sidoarjo, 27 Juli 2010.

“Mbok kami juga diperhatikan oleh manajemen dan media. Media jangan hanya menulis gaji pemain. Mbok sekali-kali nasib kami diperhatikan dan diperjuangkan,” kata seorang karyawan.

Pelaksana Harian PT Arema Indonesia merangkap manajer tim, Abriadi Muhara, mengatakan gaji pemain U-21 yang belum dibayar di atas lima bulan. “Pasti kami selesaikan, tapi kami butuh waktu untuk menyelesaikannya satu per satu karena banyak kali masalahnya,” kata Abriadi kepada Tempo.

Manajemen tetap memperhatikan, bertanggung jawab dan berkomitmen untuk memenuhi hak-hak pemain U-21 dan karyawan. Seluruh masalah yang ditanggung keluarga besar Arema akan dibicarakan dalam rapat besar yang melibatkan semua pemangku kepentingan Arema, terutama dari yayasan dan direksi.

Ia telah mendapat konfirmasi dari petinggi-petinggi Arema bahwa pertemuan besar itu akan diadakan dalam waktu seminggu ke depan. “Di pertemuan itu semua masalah akan dibahas dan diselesaikan,” kata dia.


!!!akan sangat berguna jika kalian mengklik iklan yang kami pasang di blog ini untuk membantu berlangsungnya blogaremaisme!!!silakan berkomentar di fb koment...Terimakasih

0 komentar:

Posting Komentar