MALANG- Secara resmi Presiden Klub Arema, Rendra Kresna telah mengoperasikan kembali manajemen Arema. Khususnya dengan dibukanya lagi kantor Arema di jalan Sultan Agung 9 untuk menjalankan roda kesekretariatan, mulai Senin (15/7) kemarin.Hampir seluruh karyawan lama pun telah dikumpulkan dan mulai aktif bekerja di kantor Arema. Menurut rencana, dalam minggu ini mereka disodori kontrak baru untuk melengkapi susunan kepengurusan PT Arema Indonesia yang tinggal dilaunching. Menurut informasi kepengurusan Arema dibawah kendali Rendra Kresna sebagai Pembina Yayasan Arema sudah komplit. Menyisakan posisi Ketua Yayasan dan Direktur PT Arema Indonesia yang rencananya ditempati oleh perwakilan dari investor Arema.
Meski secara umum kepengurusan Arema ini sudah lengkap dan mulai berjalan, persolan atau konflik di internal Arema belum sepenuhnya berakhir. Menyusul dari pihak Pendiri Arema, Lucky Acub Zainal ternyata tetap jalan terus dengan rencana mereka.
Yaitu tetap menunjuk Mayjend TNI (Purnawirawan) Soeprapto dan Mayjend TNI (Purnawirawan) Rudolf Butarbutar sebagai Pembina Yayasan Arema. Penunjukan itu dalam kapasitas Lucky berdasarkan akta pendirian Yayasan Arema tahun 1987 lalu.
“Ya jelas dong, apapun yang terjadi, kita tetap jalan terus. Itu sesuai dengan komitmen kita,” ungkap Erpin Yuliono, SH. MH, pengacara yang menjadi kuasa hukum Lucky Acub Zaenal menyikapi kepengurusan Arema yang telah dibentuk Rendra Kresna.
Sayang, salah satu pengacara anggota Peradi (Perhimpunan Advokat Indonesia) ini tak menjelaskan sejauh mana upaya Lucky untuk menyusun kepengurusan yang digawangi oleh dua purnawirawan Jendral tersebut.
Pastinya, dalam kesempatan rilis dua nama Jendral tersebut, 18 Juni lalu, Lucky berharap dalam waktu paling lambat 30 hari susunan pengurus sudah ada. Termasuk rencana mereka untuk menyelesaikan sisa gaji pemain dan utang pada pihak ketiga.
Kabarnya mengandalkan investor dari Kalimantan, yaitu Osman Sapta Odang, pihak Lucky tampaknya tetap fight untuk berjuang menyusun kepengurusan baru. Meski pihak Rendra sendiri sebenarnya juga siap membayar gaji pemain dan bayar utang itu.
“Saya jadi heran, kenapa kok tiba-tiba dari rendra kok mau bayar gaji, padahal selama ini kita tahu yang bayar adalah Pak Nur dan Eddy Rumpoko. Rendra kan cumin ngejar legalitas kepengurusan,” sebut Erpin kepada Malang Post.
“Soal utang itu, analoginya apakah dengan orang bayar PBB (Pajak Bumi Bangunan) akan otomatis menjadi pemilik obyek, terserah pihak tersebut bayar semua tagihan-tagihan yang nilainya seperti uang receh untuk urusan bola,” lanjutnya.
Erpin pun meyakinkan, pihaknya bersama M. Nur tetap akan berbuat yang terbaik untuk tim Arema. Khususnya menyelesaikan sisa gaji pemain dengan menggunakan dana dari OSO Grup, seperti saat M. Nur membayar tiga kali gaji pemain.
“Ya, kalau dari pihak Pak Nur akan berbuat apa yang terbaik untuk pemain, walaupun sudah dipecat oleh Rendra,” yakin Erpin yang sempat mempersoalkan keabsahan status Rendra sebagai Pembina Yayasan dan Bambang Winarno sebagai pengawas Yayasan Arema.
Sementara itu, dengan telah dibukanya kantor Arema sejak Senin (25/7) kemarin, manajemen tampaknya tak mau ambil pusing dengan konflik yang masih belum usai ini. Setidaknya untuk urusan kesekretariatan bisa tetap jalan untuk persiapan musim depan.
“Harus ada konteks yang dibedakan, bahwa dengan dibukanya kantor ini, operasional harus jalan, persoalan diatas ada polemik, ada klaim dari pihak lain tentang legalitas, itu bukan menjadi hal yang signifikan,” terang Sudarmaji.
“Karena operasional harus jalan dulu. Persoalan apapun yang diatas, harapannya tidak menggagu operasional tim Arema dan PT Arema Indonesia. Kita percaya bapak-bapak yang di atas akan menemukan solusi terbaik,” yakin Manajer Media Officer Arema ini mengaku telah mengundang Lucky dalam acara tasyakuran pembukaan kantor Arema.
Namun saat itu, Pendiri Arema yang juga Pemegang Saham PT Arema Indonesia itu memilih tidak hadir. “Presiden klub sudah beri penghormatan yang luar biasa untuk Pendiri dan pemegang saham, bahwa saat ini kita butuh bersama-sama membangun eksistensi Arema dan saatnya kita bekerja keras,” sebut Sudarmaji. (bua/nug)